ASDP Ubah Pelabuhan Jadi Destinasi Wisata dan Motor Ekonomi Baru

0
263
ASDP kembangkan pelabuhan jadi destinasi wisata waterfront untuk pacu ekonomi daerah. (Foto: ASDP)

(Vibizmedia – Lampung Selatan) PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) kini menegaskan perannya tidak hanya sebagai operator penyeberangan, tetapi juga katalis pembangunan daerah sekaligus penggerak ekonomi baru.

Melalui transformasi kawasan pelabuhan menjadi destinasi wisata terpadu berbasis waterfront, ASDP menghadirkan wajah baru pariwisata Indonesia yang modern, inklusif, dan berkelanjutan, sekaligus membuka ribuan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menekankan bahwa pengembangan kawasan marina waterfront merupakan langkah strategis untuk memaksimalkan nilai tambah aset perusahaan.

“Pelabuhan bukan lagi sekadar gerbang logistik, melainkan pintu pengalaman pertama bagi wisatawan. Kami ingin kawasan waterfront menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru sekaligus kebanggaan daerah,” ujarnya.

Salah satu ikon transformasi ini adalah Bakauheni Harbour City (BHC) di Lampung Selatan yang berdiri di atas lahan seluas 160 hektare. Tak lagi hanya dikenal sebagai simpul transportasi utama saat arus mudik, BHC kini hadir sebagai destinasi wisata maritim modern.

Berbagai fasilitas publik tengah dikembangkan, mulai dari Siger Market sebagai etalase UMKM lokal, galeri seni, hingga amphitheater berkapasitas 10.000 orang untuk konser dan acara berskala nasional.

Tidak hanya di Lampung, ASDP melalui anak usaha PT Indonesia Ferry Properti (IFPRO) juga mengembangkan Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini terintegrasi dengan Hotel Meruorah Komodo, Plaza Marina, dan Landmark Phinisi, menjadikannya ikon baru pariwisata super prioritas yang menjadi tuan rumah berbagai ajang internasional, mulai dari KTT ASEAN, AMMTC 2023, hingga rangkaian acara G20.

Direktur Utama IFPRO, Ferry Snyders, menyampaikan bahwa pengembangan kawasan Labuan Bajo akan terus diperluas.
“Ke depan, IFPRO akan membangun Hotel Midtier, Commercial Extension, Social Club, serta Dermaga Marina berkapasitas 136 berth. Semua ini dirancang untuk menghadirkan kawasan terpadu kelas dunia, sejalan dengan visi pemerintah menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas,” ungkapnya.

Selain pembangunan infrastruktur, ASDP menempatkan pemberdayaan masyarakat lokal sebagai fokus utama. UMKM mendapat ruang strategis di Plaza Marina untuk memasarkan produk unggulan kepada wisatawan, sementara IFPRO bekerja sama dengan Pemkab Manggarai Barat dalam pengelolaan Kawasan Kuliner Kampung Ujung, destinasi kuliner favorit sekaligus motor penggerak ekonomi lokal.

Kehadiran BHC dan Marina Labuan Bajo telah memberikan multiplier effect nyata, mulai dari terciptanya ribuan lapangan kerja baru di sektor jasa, perdagangan, perhotelan, dan ekonomi kreatif, hingga meningkatnya eksposur UMKM lokal di pasar domestik maupun internasional.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pergerakan wisatawan nusantara pada 2024 mencapai lebih dari 770 juta perjalanan, dengan kontribusi besar terhadap PDB. Kehadiran kawasan waterfront ASDP diharapkan dapat menangkap peluang tersebut sekaligus mendorong pemerataan ekonomi daerah.

“Dengan pengembangan waterfront, ASDP ingin memastikan setiap pelabuhan menjadi motor penggerak ekonomi lokal—melalui pariwisata, penciptaan lapangan kerja, hingga pemberdayaan UMKM. Ini adalah wujud nyata komitmen kami membangun Indonesia dari pinggiran, melalui laut yang menghubungkan,” pungkas Shelvy.