Kemenperin Dorong IKM Terapkan Sistem Manajemen Mutu Berstandar Internasional

0
118
Foto: Kemenperin

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) meningkatkan kualitas usaha melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) berstandar internasional. Penerapan manajemen mutu dinilai mampu memperkuat kinerja sekaligus meningkatkan kredibilitas bisnis.

“Dengan menerapkan manajemen mutu, pelaku IKM dapat konsisten memenuhi ekspektasi konsumen, karena sistem ini melibatkan seluruh unsur organisasi dalam mencapai tujuan bersama,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (2/8).

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, menambahkan bahwa manajemen mutu tidak hanya menyangkut kualitas produk, tetapi juga menyeluruh pada operasional usaha, mulai dari budaya organisasi, pengelolaan SDM, proses produksi, hingga perbaikan berkelanjutan.

“SMM perlu disusun sesuai karakteristik usaha, tetapi tetap mengacu pada standar internasional ISO 9001:2015,” jelas Reni. Ia meyakini penerapan standar tersebut hingga memperoleh sertifikasi akan memperkuat fondasi operasional IKM, sekaligus membuka peluang masuk ke rantai pasok industri besar maupun pasar ekspor.

Sebagai langkah awal, Ditjen IKMA menggelar webinar bertajuk Workshop Awareness ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu yang diikuti 118 peserta, mayoritas pelaku IKM sandang. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) dengan menghadirkan pembina industri Demas Yogo Pranoto dan Vivin Atika.

“Dengan memahami dan menerapkan standar ini, IKM sandang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, memperluas pasar, sekaligus membangun daya saing berkelanjutan,” ungkap Reni.

Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, menjelaskan bahwa workshop juga membahas klausul dalam ISO 9001:2015, antara lain fokus kepuasan pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan personel, pendekatan berbasis proses, peningkatan berkelanjutan, pengambilan keputusan berbasis data, dan pengelolaan relasi.

“Kami ingin pelaku IKM memahami konsep dasar manajemen mutu dan standar ISO 9001:2015. Dengan penerapan bertahap, daya saing IKM akan meningkat,” tuturnya.

Lebih jauh, penerapan SMM juga diharapkan mendorong kemitraan antara IKM dan industri besar. Menurut Budi, sektor sandang yang mencakup konveksi, fesyen, pakaian olahraga, hingga wastra seperti batik dan tenun, memiliki potensi luas untuk tumbuh jika didukung dengan penerapan standar mutu yang konsisten.