Karhutla Dominasi Kejadian Bencana, Angin Kencang Rusak Belasan Rumah di Deli Serdang

0
141
Kebakaran hutan dan lahan
Kebakaran hutan dan lahan. FOTO: BNPB

(Vibizmedia-Nasional) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah peristiwa bencana yang terjadi di berbagai daerah pada periode Selasa (2/9) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (3/9) pukul 07.00 WIB. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tercatat mendominasi laporan penanganan bencana kali ini.

Di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, kebakaran menghanguskan sekitar dua hektar lahan di Gampong Babah Jurong, Kecamatan Kuta Baro, pada Selasa (2/9). BPBD Aceh Besar mengerahkan dua unit armada pemadam bersama petugas lapangan. Api berhasil dipadamkan tanpa meluas ke wilayah lain.

Karhutla juga terjadi di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, sejak Senin (1/9). Lahan seluas 50 hektar di Desa Loloan, Kecamatan Bayan, terbakar. BPBD bersama tim pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api, hingga titik kebakaran berhasil dikendalikan.

Peristiwa serupa melanda Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, pada Selasa (2/9). Lahan tebu seluas tiga hektar ludes terbakar. BPBD Sragen bersama warga setempat melakukan upaya pemadaman dan api kini sudah berhasil dipadamkan.

Selain karhutla, bencana cuaca ekstrem berupa angin kencang terjadi di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Senin (1/9). Setidaknya 18 rumah rusak di Kecamatan Galang, Kutalimbaru, dan Pancur Batu. Kejadian ini juga menyebabkan tiga warga mengalami luka ringan dan sembilan orang terpaksa mengungsi ke tempat lebih aman. BPBD Deli Serdang bersama pihak terkait masih menyalurkan bantuan, termasuk sembako, perbaikan rumah, serta layanan kesehatan bagi warga terdampak.

Menanggapi sejumlah kejadian tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah rawan karhutla untuk menyiapkan peralatan serta petugas sejak dini agar respons cepat dapat dilakukan bila kebakaran terjadi. Sementara itu, daerah yang berpotensi dilanda hujan lebat dan angin kencang diminta melakukan pengecekan kondisi rumah maupun pepohonan di sekitar pemukiman guna meminimalisasi risiko bencana.