Ekspor RI ke Cile Tembus USD 269 Juta, IC-CEPA Jadi Pendorong

0
67
Foto: Kemendag

(Vibizmedia – Jakarta) Indonesia dan Cile memiliki hubungan yang erat dan konstruktif sejak lama, mencakup berbagai sektor yang memberi manfaat timbal balik bagi kedua negara. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, dalam seminar “Chile-Indonesia Trade Engagement: Unlocking Opportunities & Building Synergies” di Jakarta, Senin (8/9). Acara yang digelar oleh ProChile ini turut dihadiri Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Kementerian Luar Negeri Cile Claudia Sanhueza, Duta Besar Cile untuk Indonesia Mario Artaza, serta Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi.

“Indonesia dan Cile telah lama menikmati hubungan hangat yang dibangun di atas prinsip keterbukaan, kerja sama, dan saling menguntungkan. Saat ini merupakan momentum yang tepat untuk semakin mempererat kemitraan tersebut, khususnya di bidang perdagangan dan investasi,” ujar Wamendag Roro.

Cile menjadi negara Amerika Latin pertama yang menandatangani Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Indonesia melalui Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) pada 2017, yang berlaku sejak 2019. Perjanjian ini menjadi tonggak penting dalam hubungan bilateral, dengan manfaat nyata berupa peningkatan rata-rata perdagangan bilateral tahunan dari USD 304 juta menjadi USD 446 juta. Peningkatan ini ditopang antara lain oleh melonjaknya penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) hingga 48 persen pada 2024, dengan produk otomotif, alas kaki, kertas, minyak nabati, dan permesinan sebagai kontributor utama.

Awal 2025, Indonesia juga meratifikasi Protokol Perdagangan Jasa dalam IC-CEPA yang membuka peluang kerja sama lebih luas di sektor arsitektur, teknik, konstruksi, telekomunikasi, pariwisata, dan rekreasi. Langkah ini menandai babak baru kemitraan kedua negara, memperluas cakupan kerja sama dari perdagangan barang menuju sektor jasa yang menjadi pilar penting pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Dalam pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Cile, Claudia Sanhueza, Wamendag Roro menekankan pentingnya memperkuat pemanfaatan IC-CEPA, khususnya di sektor barang. Indonesia juga mendorong penguatan kerja sama teknis di bidang aturan asal barang, sanitasi dan fitosanitasi, produk halal, serta rantai nilai global.

Roro menyampaikan apresiasi atas komitmen Cile sebagai Mitra Pembangunan ASEAN sejak 2019 dan partisipasi aktifnya dalam ASEAN-Chile Development Partnership Committee (AC-DPC). Indonesia pun mendukung perpanjangan Practical Cooperation Areas (PCA) ASEAN-Cile hingga 2026.

Di sisi lain, Claudia Sanhueza menegaskan bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi global, Cile ingin memperkuat kemitraan dengan ASEAN, terutama Indonesia yang dianggap mitra strategis. “Dengan IC-CEPA, kami ingin memperluas kehadiran di Asia dan Pasifik. Kami juga ingin membahas isu perdagangan yang lebih inklusif, termasuk pemberdayaan perempuan,” ujarnya.

Sepanjang Januari–Juli 2025, total perdagangan Indonesia-Cile tercatat mencapai USD 327 juta, naik 23,46 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia sebesar USD 269,5 juta, sementara impor dari Cile sebesar USD 57,5 juta.