KEK Jadi Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Global

0
272
Plt. Sekjen Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang (Foto: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)

(Vibizmedia – Jakarta) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terus menunjukkan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Tidak hanya berfungsi sebagai pusat investasi dan hilirisasi, KEK ditargetkan menjadi instrumen strategis untuk memperkuat daya saing global sekaligus mendukung pencapaian RPJMN 2025–2029 dan visi Indonesia Emas 2045.

“Prioritas nasional kita adalah melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri. Ke depan, KEK akan terus didorong untuk memperkuat ekspor sekaligus substitusi impor,” ujar Sekretaris Kemenko Perekonomian sekaligus Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK, Susiwijono Moegiarso, dalam konferensi pers “KEK sebagai Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi: Inspiring Growth, Leading Innovation” di Jakarta, Selasa (9/9).

Pengembangan KEK diarahkan tidak hanya pada investasi fisik, tetapi juga peningkatan kualitas SDM, riset, dan inovasi teknologi. KEK diposisikan sebagai simpul strategis nasional maupun internasional dengan konektivitas terintegrasi, sekaligus sebagai magnet investasi global.

Hingga semester I/2025, total investasi kumulatif KEK mencapai Rp294,4 triliun, dengan tambahan Rp40,48 triliun tahun ini. Penyerapan tenaga kerja mencapai 28.094 orang atau 56,4% dari target, sehingga total kumulatifnya menjadi 187.376 orang dari 442 pelaku usaha.

Sejumlah capaian konkret terlihat di berbagai KEK. Di Gresik, PT Freeport Indonesia meresmikan smelter tembaga terbesar di dunia yang juga memproduksi emas. KEK Kendal menghadirkan pabrik anoda baterai berkapasitas 80 ribu ton per tahun untuk mendukung 1,5 juta mobil listrik. KEK Sei Mangkei mengamankan investasi Rp6,5 triliun dan ekspor Rp2,7 triliun pada 2024.

KEK juga berkembang di sektor pendidikan dan digital. KEK Singhasari telah membuka perkuliahan King’s College London, dengan target 10 ribu mahasiswa hingga 2030 melalui kolaborasi dengan Russell Group. Di Batam, KEK Nongsa menarik investasi Rp5,8 triliun untuk data center global, sementara KEK Batang menargetkan investasi USD3,6 miliar melalui skema Two Countries Twin Parks dengan Tiongkok.

Di bidang kesehatan, KEK Sanur menghadirkan Bali International Hospital dengan investasi Rp4,42 triliun, yang diproyeksikan menghemat devisa hingga Rp86 triliun dari biaya layanan kesehatan ke luar negeri.

Sebagai langkah strategis, pemerintah akan menggelar Indonesia Special Economic Zone Investment Summit and Awards (SEZ-ISA) 2025 pada 11–12 November di Jakarta. Forum ini menghadirkan investor global, asosiasi bisnis, perbankan, pengelola KEK, kementerian/lembaga, serta mitra media nasional dan internasional.

“Kami berharap Indonesia SEZ-ISA 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi, menarik investasi baru, dan membuktikan bahwa KEK mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing,” ujar Plt. Sekjen Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang.

Ajang ini diyakini akan memperkuat branding KEK Indonesia di mata dunia, mempercepat realisasi investasi, serta menjadi katalis menuju visi Indonesia Emas 2045 dengan menjadikan Indonesia salah satu pusat pertumbuhan ekonomi global yang inklusif dan kompetitif.