Indonesia Punya Cadangan Panas Bumi Terbesar Dunia, Baru 10% yang Tergarap

0
104
Panas Bumi
Pembangkit listrik panas bumi. FOTO: PLN

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki cadangan energi panas bumi mencapai sekitar 27 gigawatt (GW) atau lebih dari 27 ribu megawatt (MW). Angka ini disebut sebagai cadangan terbesar di dunia.

“Kita tahu bahwa geothermal adalah salah satu sumber energi baru terbarukan, dan Indonesia mempunyai cadangan yang cukup besar, terbesar di dunia, sekitar 27 gigawatt, atau 27 ribu lebih megawatt,” kata Bahlil dalam acara The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di JCC, Jakarta, Rabu (17/9).

Meski demikian, pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia masih jauh dari optimal. Dari total cadangan yang tersedia, baru sekitar 10 persen atau 2,7 GW yang telah dikelola. “Artinya, masih ada 90% potensi. Dan ini adalah energi masa depan,” ujarnya.

Bahlil menyebut ada sejumlah kendala yang membuat panas bumi belum tergarap maksimal. Pertama, kebutuhan modal besar atau capital expenditure (CAPEX) yang cukup tinggi. Kedua, regulasi yang berbelit-belit sehingga kerap menghambat minat investor.

“Kenapa tidak bisa dikelola? Di samping memang pembiayaannya cukup memberikan perhatian, CAPEX-nya, kemudian juga adalah, harus saya akui, ketika saya masuk jadi Menteri ESDM, peraturannya macam-macam. Dan salah satu investor itu tidak sukai adalah aturan yang berbelit-belit. Semakin berbelit aturan, semakin tidak disukai oleh investor,” jelasnya.

Selain persoalan regulasi dan pendanaan, Bahlil juga menyoroti keterbatasan jaringan transmisi listrik. Menurutnya, banyak wilayah dengan potensi panas bumi tinggi, namun belum terhubung dengan jaringan PLN.

“Maka, tahun ini, kami, Pemerintah Republik Indonesia, sebagai bentuk komitmen dan konsekuen dalam mendorong pembangunan energi baru terbarukan, kita menyusun RUPTL di 2025 sampai 2035 sebesar 48 ribu kilometer sirkuit,” tutur Bahlil.

Pemerintah berharap, dengan perbaikan regulasi dan pembangunan infrastruktur kelistrikan, pemanfaatan energi panas bumi dapat terus ditingkatkan sebagai bagian dari transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan.