Pemerintah Luncurkan Paket Stimulus Ekonomi 2025, Pekerja Ojol hingga Gig Worker Jadi Prioritas

0
390
Ojek Online
Ojek Online. DOK: PEMKAB JEMBER

(Vibizmedia-Nasional) Pemerintah resmi menggelontorkan Paket Stimulus Ekonomi 2025 yang mencakup 8 program akselerasi, 4 program lanjutan, dan 5 program penyerapan tenaga kerja. Program ini dirancang untuk memperkuat daya beli masyarakat, mendorong lapangan kerja, sekaligus meningkatkan kesejahteraan pekerja sektor informal.

Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Fithra Faisal, menyatakan bahwa stimulus kali ini menyasar kelompok pekerja lepas tanpa kontrak, termasuk pengemudi ojek online (ojol), ojek pangkalan, sopir, kurir, dan pekerja logistik.

“Insentif dari stimulus ekonomi ini juga melindungi pekerja informal. Mereka mendapat perhatian khusus dari pemerintah,” ujar Fithra di Jakarta, Rabu (17/9).

Perlindungan Pekerja Transportasi dan Gig Worker

Salah satu program akselerasi yang menjadi sorotan adalah bantuan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) bagi pekerja transportasi online. Selama enam bulan, para pekerja ini akan mendapatkan potongan iuran hingga 50 persen, dengan target penerima 731.361 orang.

Tak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan program perbaikan kualitas permukiman untuk para gig worker. Sejumlah daerah menjadi proyek percontohan, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Batam.

“Untuk gig economy yang mayoritas berada di sektor informal, mereka diprioritaskan untuk mendapatkan perumahan yang layak,” tegas Fithra.

Selain menyentuh pekerja informal, pemerintah juga menyiapkan langkah untuk menyerap tenaga kerja baru. Program unggulan yang ditawarkan meliputi:

– Magang nasional untuk fresh graduate

– Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih

– Kampung Nelayan Merah Putih

Di sisi lain, masyarakat juga akan merasakan manfaat melalui subsidi pangan dan subsidi pajak yang ditanggung pemerintah.

“Jadi ini full coverage. Dari sisi kesejahteraan masyarakat tersedia, dari sisi demand juga konkret dengan adanya subsidi pangan dan subsidi pajak. Semua aspek diperhatikan sebagai jawaban atas concern masyarakat yang sempat mengemuka dalam beberapa pekan terakhir,” kata Fithra.

Paket stimulus ini mendapat dukungan fiskal besar setelah pemerintah melalui Kementerian Keuangan memindahkan dana sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke enam bank nasional.

“Ini bukan hanya memperbaiki likuiditas, tetapi juga menciptakan channeling ke sektor riil. Karena percuma jika kita hanya membanjiri likuiditas, sementara sektor riil belum bergeliat. Pemerintah melakukan akselerasi untuk membuka ruang-ruang ekonomi baru,” pungkas Fithra.

Dengan peluncuran paket ini, pemerintah berharap roda ekonomi nasional bergerak lebih cepat, khususnya di sektor informal dan lapangan kerja baru yang selama ini menjadi perhatian publik.