(Vibizmedia – Kolom) Pada tahun 2024 survei udara di South Sudan mengungkap sebuah fenomena alam yang luar biasa yang disebut migrasi mamalia darat terbesar di dunia. Diperkirakan sekitar enam juta antelope berpindah melintasi lanskap liar yang hampir mustahil dijangkau manusia. Migrasi ini terdiri empat spesies dari antelope, spesies white eared kob, tiang, mongalla gazelle dan bohor reedbuck yang bergerak dalam arus kehidupan tanpa henti, seperti ditulis The Guardian fenomena ini merupakan keajaiban tersembunyi yang baru kini mulai dikenal dunia.
Seorang fotografer yang berhasil menangkap momen tersebut berkata seluruh planet seharusnya kagum bahwa hal ini benar-benar ada, kalimat itu mencerminkan betapa migrasi ini tidak hanya penting bagi South Sudan tetapi juga merupakan warisan alam global yang patut dijaga.
Keajaiban tersembunyi di jantung Afrika
Migrasi yang disebut Great Nile Migration terjadi di lanskap Boma Badingilo Jonglei dan terkoneksi hingga Gambella di Ethiopia. Menurut Africa Geographic wilayah migrasi ini mencapai luas lebih dari 122 ribu kilometer persegi hampir setara dengan negara Yunani. Jalur migrasi mengikuti musim hujan dan ketersediaan padang penggembalaan. Sejauh mata memandang dari udara tampak jutaan antelope membentuk arus hidup yang bergerak seolah sungai yang tiada akhir.
White eared kob menjadi spesies dominan dengan jumlah sekitar lima juta ekor, Tiang diperkirakan berjumlah 300 ribu ekor, Mongalla gazelle sekitar 350 ribu dan bohor reedbuck mendekati 160 ribu. Totalnya mencapai enam juta ekor menjadikannya migrasi mamalia darat terbesar yang pernah tercatat. The Guardian menekankan bahwa angka ini melampaui migrasi wildebeest di Serengeti yang selama ini dikenal dunia
Dibandingkan dengan Serengeti
Bagi banyak orang migrasi yang paling terkenal di Afrika adalah migrasi wildebeest di Serengeti dan Masai Mara yang melibatkan sekitar dua juta hewan dan sudah lama menjadi ikon pariwisata global. Namun menurut US News data terbaru dari South Sudan membalikkan persepsi itu karena jumlah antelope di migrasi Great Nile mencapai tiga kali lipat. Bedanya migrasi di Serengeti mudah diakses dan sudah menjadi tontonan dunia sementara migrasi di South Sudan tersembunyi di kawasan yang nyaris tak terjangkau
Hal inilah yang menjelaskan mengapa fenomena ini hampir tidak dikenal luas meski jumlah individunya jauh lebih masif. Perbedaan keterkenalan lebih dipengaruhi oleh kondisi keamanan dan infrastruktur ketimbang skala biologis.
Teknologi yang membuka mata
Survei yang dilakukan menggunakan dua pesawat kecil dilengkapi kamera resolusi tinggi. Kamera mengambil gambar setiap dua detik menghasilkan lebih dari 330 ribu foto yang kemudian dianalisis perangkat lunak canggih. AP News menjelaskan metode ini sebagai terobosan penting dalam konservasi modern karena memungkinkan penghitungan populasi hewan dalam kondisi sulit dan berbahaya.
Selain itu beberapa antelope dipasangi kalung GPS. Hasilnya seekor white eared kob tercatat menempuh jarak lebih dari dua ribu kilometer dalam satu siklus perjalanan. Angka ini setara dengan jarak Jakarta ke Hanoi menegaskan betapa epiknya perjalanan tahunan hewan ini mengikuti pola musim dan air.
Ancaman serius yang membayangi
Meski fenomena ini luar biasa ancaman yang dihadapi juga besar. US News melaporkan bahwa perburuan semakin meningkat karena tekanan ekonomi masyarakat lokal. Antelope sering diburu untuk konsumsi maupun perdagangan gelap. Jumlah populasi sebesar apapun bisa habis dalam waktu singkat jika perburuan tidak terkendali.
Selain itu pembangunan jalan pertanian besar dan penebangan hutan berpotensi memutus jalur migrasi. The Guardian mencatat jalur migrasi sangat sensitif bahkan satu hambatan besar bisa menghancurkan siklus ekologis ribuan tahun. Perubahan iklim memperburuk situasi. Variabilitas hujan yang semakin ekstrem menyebabkan kekeringan atau banjir yang memaksa hewan bergerak ke wilayah sempit dan berkonflik dengan manusia.
Potensi ekowisata dan pemberdayaan lokal
Pemerintah South Sudan menyadari bahwa fenomena ini bisa menjadi aset nasional. Presiden Salva Kiir Mayardit menyebut migrasi enam juta antelope sebagai kebanggaan bangsa dan mengundang investor ekowisata. News24 melaporkan bahwa PBB juga mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan ini untuk menciptakan lapangan kerja dan menjaga kelestarian. Namun hambatan utama adalah akses yang minim dan keamanan yang belum stabil Africa Geographic menilai ekowisata skala kecil berbasis komunitas mungkin menjadi langkah realistis ketimbang pariwisata massal.
Suara dari konservasionis
Berbagai organisasi sudah terlibat dalam proyek konservasi. Sputnik Africa menulis bahwa African Parks bekerja sama dengan pemerintah untuk memperkuat pengawasan di taman nasional dan The Wilderness Project membantu memastikan survei berlanjut. Meski begitu tantangan tetap ada, termasuk kekurangan dana logistik dan gaji ranger yang sering tertunda. AP News menyoroti kondisi ini dengan menyebut banyak penjaga yang harus bekerja tanpa dukungan memadai, menghadapi jaringan perburuan bersenjata
Seorang peneliti berkata kepada The Guardian, bahwa fenomena ini adalah bukti ketahanan alam bahkan di tengah konflik. Namun ia memperingatkan bahwa tanpa perlindungan serius keajaiban ini bisa hilang dalam waktu singkat.
Refleksi global mengapa dunia harus peduli
Fenomena ini penting bagi seluruh dunia. Pertama migrasi enam juta antelope menunjukkan pentingnya menjaga ekosistem besar yang masih utuh. Di banyak tempat jalur migrasi satwa sudah hilang karena urbanisasi dan pertanian. South Sudan menjadi salah satu contoh terakhir migrasi besar yang bertahan. Kedua migrasi ini menjadi laboratorium alami untuk mempelajari bagaimana satwa beradaptasi dengan perubahan iklim. The Guardian menyebutnya peluang emas bagi ilmu pengetahuan. Ketiga fenomena ini mengubah narasi tentang South Sudan dari negara konflik menjadi tanah dengan warisan alam luar biasa.
Sebuah panggilan aksi
Migrasi enam juta antelope di South Sudan kini diakui sebagai migrasi mamalia darat terbesar di dunia. Penemuan ini menempatkan negara muda tersebut ke peta konservasi global, dan mengingatkan bahwa bumi masih menyimpan keajaiban yang jarang terlihat. Namun seperti dikatakan seorang konservasionis kepada AP News keajaiban ini hanya akan bertahan jika tindakan nyata dilakukan sekarang
Dunia internasional harus mendukung upaya konservasi melalui pendanaan teknologi pemantauan dan pengembangan ekowisata berkelanjutan. Jika jalur migrasi ini hilang maka kita kehilangan salah satu keajaiban terakhir alam liar Kisah migrasi ini bukan hanya tentang jutaan antelope di padang sabana Afrika, melainkan juga tentang daya tahan alam peluang kerja sama lintas bangsa dan tanggung jawab global, untuk memastikan generasi mendatang masih bisa menyaksikan sungai kehidupan yang bergerak di jantung Afrika.








