Kemenperin Fokus Cetak SDM Industri Sawit untuk Dukung Indonesia Emas 2045

0
135
Industri kelapa sawit
Ilustrasi industri kelapa sawit. FOTO: PTPN

(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya memperkuat struktur pengembangan industri nasional dengan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten. Salah satu fokus utama adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja di sektor industri kelapa sawit agar selaras dengan kebutuhan industri dalam negeri.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Kami mendukung pengembangan SDM industri yang berkualitas sehingga dapat memberikan inovasi serta memacu kinerja sektor industri nasional,” ujarnya di Jakarta.

Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menambahkan bahwa SDM yang berkompeten menjadi kunci kelancaran rantai pasok industri, khususnya pada pengolahan hasil perkebunan yang mencakup proses bisnis dari hulu hingga hilir. Hal tersebut ia sampaikan saat kuliah perdana Program Beasiswa BPDP Angkatan IX Tahun Ajaran 2025/2026 di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), Kabupaten Semarang.

Menurut Putu, pembangunan industri harus ditopang oleh bahan baku, teknologi, serta SDM yang mampu berinovasi. Pendidikan vokasi, lanjutnya, merupakan langkah strategis untuk mencetak tenaga kerja sawit yang berkualitas. Selain itu, pengembangan industri perkebunan berkelanjutan membutuhkan hilirisasi, penguatan teknologi, penerapan industri hijau, serta penguatan SDM. Hal ini selaras dengan strategi Transformasi Ekonomi 2025–2029 yang menargetkan kontribusi industri pengolahan terhadap PDB sebesar 21,9 persen dengan pertumbuhan 6,9–7,8 persen.

Kemenperin sebelumnya telah meluncurkan sejumlah inisiatif strategis, antara lain kebijakan Bea Keluar dan levy pro industri, program restrukturisasi mesin dan teknologi Steamless POME-less Palm Oil Technology (SPPOT), insentif fiskal maupun non-fiskal, digitalisasi tata kelola, inovasi pangan fungsional berbasis sawit, teknologi biomassa TKKS untuk biochemical building-block, serta kampanye positif sawit bersama kementerian dan lembaga terkait.

Adapun Program Beasiswa BPDP merupakan salah satu pilar utama pengembangan SDM industri sawit. Tahun ajaran 2025 ini, AKPY mendapat mandat menyelenggarakan pendidikan vokasi bagi 570 penerima beasiswa yang berasal dari 26 provinsi dan 108 kabupaten di Indonesia untuk jenjang Diploma 1.

Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan bonus demografi, Putu optimistis industri agro akan menjadi pilar penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. “Industri pengolahan hasil perkebunan seperti sawit, kakao, dan kelapa tidak hanya memberikan nilai tambah, tetapi juga membuka ruang besar bagi inovasi, investasi, serta penciptaan lapangan kerja berkualitas. Kami optimis industri agro mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.