Desa Bandung, Kampung Reforma Agraria Terbaik yang Hidupkan Potensi Warga

0
155
Di Desa Bandung, Kabupaten Pandeglang, Banten, berdiri sebuah kampung yang pada 2025 dinobatkan sebagai salah satu **Kampung Reforma Agraria terbaik di Indonesia**. Penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri ini diberikan bukan tanpa alasan. Di desa tersebut, Reforma Agraria tidak hanya menghadirkan sertipikat tanah, tetapi juga membuka jalan bagi kebangkitan ekonomi, sosial, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. (Foto: Kementerian ATR/BPN)

(Vibizmedia – Pandeglang, Jawa Barat) Di Desa Bandung, Kabupaten Pandeglang, terdapat sebuah kampung yang pada tahun 2025 dinobatkan sebagai salah satu Kampung Reforma Agraria terbaik di Indonesia. Predikat dari Kementerian Dalam Negeri itu lahir dari keberhasilan desa ini memaknai Reforma Agraria bukan sekadar pembagian sertipikat tanah, melainkan sebagai pintu menuju kebangkitan ekonomi, sosial, dan peningkatan kualitas hidup warga.ka

Kepala Desa Bandung, Wahyu Kusnadiharja, menuturkan bahwa tanah yang dulunya terbengkalai kini menjadi produktif setelah disertipikatkan. Lahan-lahan tersebut kemudian dikerjasamakan dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan dikembangkan menjadi Objek Desa Wisata Bukit Sinyonya. “Tanah yang tadinya semak belukar kini bisa dioptimalkan bersama, menjadi aset wisata desa,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (23/9/2025).

Transformasi ini terwujud berkat kolaborasi pemerintah, masyarakat, serta dukungan lintas sektor, termasuk pendampingan dari Kementerian ATR/BPN melalui program Kampung Reforma Agraria. Berbagai potensi desa pun berhasil digarap melalui kelompok-kelompok usaha, mulai dari perikanan, kopi, kerajinan anyaman pandan, hingga kelompok sadar wisata. “Setelah terbentuk, kapasitas tiap kelompok terus ditingkatkan,” tambah Wahyu.

Direktur BUMDes Desa Bandung, Syaifullah, menegaskan manfaat ekonomi yang dirasakan warga. “Dulu ekonomi masyarakat masih sederhana, tetapi sejak ada program ini, pendapatan meningkat dan ekonomi desa jadi lebih kuat,” jelasnya.

Sejak dibuka pada 2023, Bukit Sinyonya telah dikunjungi lebih dari 10 ribu wisatawan. Selain menikmati panorama alam, pengunjung bisa belajar mengolah kopi robusta khas Desa Bandung, membuat anyaman pandan, hingga budidaya ikan mas Sinyonya. “Semua kegiatan itu dilakukan oleh warga desa sendiri. Dengan potensi berbeda-beda, masyarakat bisa berdaya dan semakin kreatif karena banyaknya permintaan,” lanjut Syaifullah.

Keberhasilan Desa Bandung membuktikan bahwa Reforma Agraria bukan hanya tentang sertipikat tanah. Lebih dari itu, sertipikat menjadi instrumen untuk menghidupkan potensi desa, menggerakkan ekonomi, serta menumbuhkan kebanggaan masyarakat.