Menperin Jajaki Kerja Sama Industri dengan Perusahaan Terkemuka Turki

0
189
Pertemuan Bisnis
Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita menggelar pertemuan bisnis dengan sejumlah perusahaan industri terkemuka di Turki. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menggelar pertemuan bisnis dengan sejumlah perusahaan industri terkemuka di Turki. Agenda ini bertujuan memperkuat hubungan kerja sama manufaktur Indonesia–Turki, menarik investasi langsung, serta membuka jalan keterlibatan Indonesia dalam rantai pasok global.

“Pertemuan ini sangat penting sebagai langkah awal untuk membangun roadmap strategy bagi kerja sama di sektor manufaktur Indonesia dan Turki. Kami ingin agar kemitraan industri ini bersifat jangka panjang, saling menguntungkan, serta mampu mendorong kontribusi nyata bagi perekonomian kedua negara,” ujar Agus dalam keterangan resmi, Selasa (23/9).

Dalam pertemuan dengan Karadeniz Holding, grup usaha besar Turki yang bergerak di sektor energi, keuangan, real estate, kapal, dan logistik, perusahaan tersebut menyatakan ketertarikan menjajaki kerja sama di bidang galangan kapal (shipyard) serta penyediaan powership. Mereka juga menyampaikan dukungan untuk berpartisipasi dalam proyek energi di Indonesia, termasuk di Batam yang memiliki kebutuhan energi tinggi bagi aktivitas industri dan pusat data.

Sementara itu, Kale Group, produsen keramik dan bahan bangunan terbesar di Turki, disebut memiliki peluang besar mendukung program pembangunan tiga juta rumah rakyat di Indonesia. “Selain keramik dan material bangunan, Kale Group juga memiliki portofolio di industri pertahanan dan dirgantara yang berpotensi dikembangkan bersama Indonesia,” jelas Menperin.

Kerja sama di sektor pangan turut dibahas dalam pertemuan dengan Erisler, produsen pangan Turki yang telah menyalurkan tepung terigu untuk pakan hewan di Indonesia. Ke depan, Erisler berkomitmen memperluas bisnisnya ke bidang industri makanan, sejalan dengan upaya Indonesia memperkuat kemandirian industri pangan nasional.

Menperin juga bertemu dengan Tümosan, produsen traktor dan mesin diesel Turki. Perusahaan ini melihat peluang kerja sama sejalan dengan program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto. Tümosan bahkan menyatakan kesiapan membangun fasilitas produksi di Indonesia, asalkan ada jaminan permintaan dalam skala ekonomi tertentu.

“Industri Turki menghendaki adanya jaminan pasar. Untuk itu, kami akan memberikan dukungan melalui kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen, sehingga produk alat mesin pertanian dari Tümosan dapat terserap di pasar domestik,” tegas Agus.

Lebih jauh, Agus menekankan bahwa Indonesia bukan hanya pasar, melainkan juga bisa menjadi hub perdagangan regional bagi produk Turki di Asia. Hal ini didukung posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar kawasan serta adanya sejumlah perjanjian dagang, termasuk dengan Australia. “Indonesia siap menjadi pusat distribusi produk industri Turki untuk memperluas akses ke pasar regional,” katanya.

Menurut Agus, kemitraan dengan pelaku industri Turki akan memberikan banyak manfaat. Pertama, masuknya investasi langsung ke sektor manufaktur nasional. Kedua, terbukanya peluang kolaborasi teknologi dan riset bersama. Ketiga, keterlibatan industri Indonesia dalam rantai pasok global yang akan memperkuat posisi Indonesia di sektor manufaktur internasional.

“Dengan kehadiran fasilitas produksi dari perusahaan Turki, industri kita akan semakin kompetitif, penyerapan tenaga kerja meningkat, dan akses pasar global makin luas. Pemerintah siap memberikan dukungan dan fasilitas yang kompetitif untuk memastikan kerja sama ini terwujud,” kata Agus.