IHSG Menguat Tipis 0,04% ke 8.129,96, Bursa Asia-Pacific Melemah

0
189
IHSG Dibuka Menguat 0,17% ke 8.289,19 Membaiknya Infrastruktur dan Neraca Perdagangan Jadi Sentimen Positif
Vibizmedia Photo

 

(Vibizmedia – Economy & Business) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif di awal perdagangan hari ini. Kamis (25/9/2025) pukul 09.09 WIB, IHSG menguat tipis 3,411 poin atau 0,04% ke 8.129,969.

Penguatan IHSG ini ditopang mayoritas indeks sektoral. Sektor dengan penguatan terbesar dicetak IDX Sektor Barang Konsumen Primer yang menguat 1,65% di pagi ini.

Selanjutnya ada IDX Sektor Properti dan Real Estate, IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer, IDX Sektor Perindustrian dan IDX Sektor Energi.
Berikutnya, IDX Sektor Transportasi dan Logistik, IDX Sektor Infrastruktur, IDX Sektor Keuangan, dan IDX Sektor Teknologi.

Sementara itu, IDX Sektor Barang Baku menjadi sektoral dengan pelemahan terbesar setelah melemah 0,61%. Lalu ada IDX Sektor Kesehatan.

Berdasarkan pengamatan ada 241 saham naik, 54 turun, dan 662 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 1,6 triliun. Sebanyak 1,3 miliar saham berpindah tangan dalam 75.500 kali transaksi. Adapun kapitalisasi pasar mencapai Rp 14.916 triliun.

Tiga emiten yang mengalami penguatan indeks terbesar adalah PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang naik 7,56%. Diikuti PT PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) yang naik 3,77% dan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang naik 2,35%.

Di tengah euforia pasar modal yang masih ditopang rekor IHSG, dinamika kebijakan domestik kembali menyedot perhatian.

Sementara itu di Bursa Asia-Pasific, Nikkei 225 Jepang memulai sesi perdagangan nyaris tidak bergerak, sedangkan Topix yang berbasis luas menguat 0,58%.

Kospi Korea Selatan turun 0,28%, dan Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,27%. Saham pertahanan Korea Selatan terus menguat, dengan pemain utama seperti Hanwha Aerospace naik 2,46%, dan Poongsan naik 3,28%.

Di Australia, S&P/ASX 200 melemah 0,23% pada awal perdagangan. Sedangkan di Hong Kong, harga indeks berjangka Hang Seng berada di level 26.394. Angka ini lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di level 26.518,65.

Sentimen positif dari dalam negeri, Komisi XI DPR mendorong otoritas bursa untuk menaikkan minimum free float saham di Bursa Efek Indonesia. Dari standar saat ini (7,5-10%) menjadi 30%.

Ketua Komisi XI Mukhamad Misbakhun menilai, Indonesia termasuk salah satu negara Asean dengan tingkat free float terendah, sehingga likuiditas pasar masih terbatas.

Menurut Analis Vibiz Research Center, kenaikan free float akan memaksa emiten melepas porsi saham lebih besar ke public. Sehingga dapat memperdalam pasar dan meningkatkan daya tarik investor institusi global.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting