Ryanair Terapkan Boarding Pass Full Digital, Apakah Indonesia Siap?

0
184
Boarding pass
Ilustrasi boarding pass. DOK: STTKD

(Vibizmedia-Nasional) Maskapai penerbangan berbiaya rendah (low-cost carrier) asal Irlandia, Ryanair, mulai meninggalkan boarding pass berbentuk kertas.

Dalam siaran resminya, Ryanair menyatakan akan memberlakukan boarding pass 100% digital mulai 12 November 2025. Artinya, seluruh penumpang diwajibkan menggunakan aplikasi myRyanair untuk check-in, menyimpan boarding pass, hingga memperoleh informasi penerbangan.

Keputusan ini diambil karena sekitar 80% dari lebih 206 juta penumpang Ryanair sudah terbiasa memakai boarding pass digital. Itu berarti ada sekitar 40 juta pelanggan yang perlu menyesuaikan diri. Ryanair mengklaim peralihan ini akan menghadirkan pengalaman perjalanan yang lebih cepat, lebih cerdas, sekaligus ramah lingkungan.

Namun, kebijakan ini langsung memicu pro dan kontra. Beberapa kelompok menilai Ryanair tidak memikirkan penumpang lanjut usia yang mungkin tidak memiliki ponsel pintar atau kesulitan menggunakan teknologi. Dennis Reed, Direktur kelompok advokasi Silver Voices, menyebut langkah ini “memalukan” dan berpotensi diskriminatif.

Bagaimana di Indonesia?

Di Indonesia, boarding pass digital sudah mulai diterapkan oleh sejumlah maskapai, baik Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, hingga AirAsia. Penumpang dapat melakukan check-in mandiri melalui aplikasi atau situs resmi maskapai, kemudian menunjukkan QR code boarding pass di ponsel saat melewati konter dan gate.

Meski demikian, boarding pass kertas masih tersedia sebagai opsi, terutama bagi penumpang lansia, mereka yang tidak memiliki ponsel pintar, atau jika terjadi kendala teknis.

Pertanyaannya kini, apakah maskapai di Indonesia berani meniru langkah Ryanair dengan memberlakukan boarding pass full digital?
Di satu sisi, kebijakan ini bisa mengurangi antrean, mempercepat proses, serta menghemat kertas. Namun di sisi lain, kesiapan infrastruktur bandara, literasi digital penumpang, serta akses masyarakat terhadap ponsel pintar menjadi tantangan tersendiri.

Kalau maskapai Indonesia benar-benar menerapkan boarding pass digital penuh, apakah travelers siap meninggalkan kertas sepenuhnya?