(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian terus berkomitmen meningkatkan daya saing pelaku industri kecil dan menengah (IKM) melalui penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Upaya ini ditempuh melalui kolaborasi strategis dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk kalangan akademisi dari perguruan tinggi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, peningkatan kompetensi dan kualitas SDM menjadi kunci penting agar pelaku IKM mampu beradaptasi dengan dinamika pasar yang semakin kompetitif.
“Kami memandang bahwa kerja sama dengan perguruan tinggi akan menjadi katalis dalam mencetak wirausaha tangguh, sekaligus memperkuat ekosistem IKM agar mampu naik kelas,” ujar Menperin di Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025.
Senada dengan Menperin, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas SDM sektor IKM mencakup berbagai aspek penting, mulai dari pengetahuan bisnis, manajemen usaha, hingga kemampuan produksi.
“Masing-masing bidang ini membutuhkan kompetensi khusus, sehingga kolaborasi dengan pihak yang tepat, seperti perguruan tinggi, sangat dibutuhkan agar hasilnya lebih efektif,” tutur Reni.
Sebagai realisasi konkret, Ditjen IKMA menjalin kerja sama dengan Universitas Ciputra Surabaya dalam pengembangan SDM IKM, khususnya di sektor kimia, sandang, dan kerajinan. Kolaborasi ini dijalankan dalam kerangka Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Kerja sama tersebut diresmikan pada Senin (22/9) di Kampus Universitas Ciputra Surabaya, melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Ditjen IKMA yang diwakili oleh Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Budi Setiawan, dengan Rektor Universitas Ciputra Surabaya, Wirawan Endro Dwi Radianto. Dalam kesempatan yang sama, turut ditandatangani perjanjian kerja sama dengan School of Business and Management (SBM) UC Surabaya, yang diwakili oleh Dekan Damelina Basauli Tambunan.
“Kolaborasi dengan Universitas Ciputra Surabaya ini akan berfokus pada pengembangan kapasitas SDM IKM di bidang manajemen usaha. Agustus lalu, kami juga telah berkolaborasi dengan ISI Yogyakarta di bidang pengembangan produk fesyen dan kriya, sehingga ini menjadi kerja sama kedua Ditjen IKMA dengan perguruan tinggi di tahun 2025,” jelas Reni.
Reni menambahkan, Universitas Ciputra Surabaya dipilih sebagai mitra strategis karena dikenal sebagai perguruan tinggi yang mengedepankan nilai-nilai kewirausahaan (entrepreneurship). Diharapkan, kerja sama ini dapat membantu IKM binaan Ditjen IKMA menjadi wirausaha tangguh yang siap menghadapi tantangan bisnis masa kini.
“Ditjen IKMA dan Universitas Ciputra Surabaya memiliki visi yang sama: bila IKM lokal memiliki kepiawaian berwirausaha, maka akan berdampak positif bagi perekonomian sekitar dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuhnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Ciputra Surabaya, Wirawan Endro Dwi Radianto, menyambut baik sinergi ini sebagai bagian dari implementasi pentahelix collaboration antara pemerintah, industri, akademisi, komunitas, dan media.
“Sejalan dengan visi Kampus Berdampak, kami terus memperkuat nilai-nilai entrepreneurship agar dapat menghadirkan kontribusi nyata bagi industri dan masyarakat Indonesia,” ungkap Wirawan.
Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, menambahkan bahwa kerja sama dengan SBM UC Surabaya akan diwujudkan dalam berbagai program pembinaan, seperti pendampingan, bimbingan teknis, magang, inkubasi bisnis, hingga layanan konsultasi dan penelitian.
“Pengetahuan manajemen usaha sangat vital bagi IKM, bukan hanya agar mereka mampu bertahan, tetapi juga agar bisa naik kelas,” tegas Budi.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa seluruh program kolaborasi ini akan dipantau dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas pelaksanaannya serta mengukur dampaknya terhadap peningkatan kualitas dan daya saing IKM nasional.