Sambut Bonus Demografi, Pemerintah Genjot Produktivitas Tenaga Kerja Nasional

0
52

(Vibizmedia – Jakarta) Pemerintah menegaskan bahwa peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan faktor kunci dalam memanfaatkan momentum bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada dekade ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dalam sambutannya yang bertema “Mengoptimalkan Bonus Demografi melalui Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja” pada acara Peluncuran Dokumen Master Plan Produktivitas Nasional 2025–2029 di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Menaker Yassierli menekankan bahwa bonus demografi hanya akan menjadi berkah bagi Indonesia jika diiringi dengan peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja nasional.’

“Produktivitas tenaga kerja memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu, Kemnaker terus memperkuat kolaborasi dengan Kadin dan Apindo di berbagai daerah untuk meningkatkan produktivitas di tingkat perusahaan dan sektor industri,” ujarnya.

Menurut Menaker, tantangan utama peningkatan produktivitas nasional berkaitan dengan struktur ketenagakerjaan Indonesia. Saat ini, sekitar 85 persen tenaga kerja merupakan lulusan maksimal SMA/SMK, dan 60 persen di antaranya bekerja di sektor informal. Kondisi tersebut menuntut kebijakan yang adaptif dan tepat sasaran agar seluruh lapisan tenaga kerja dapat berkontribusi optimal terhadap pembangunan ekonomi.

“Arah kebijakan dan strategi sudah cukup jelas, tetapi keberhasilan hanya akan tercapai jika implementasinya dilakukan secara efektif, konsisten, dan berkelanjutan,” tegasnya.

Sebagai langkah nyata, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tengah memperkuat kapasitas sumber daya manusia di bidang produktivitas melalui pelatihan dan sertifikasi. Tahun ini, Kemnaker menyiapkan 500 Ahli Produktivitas bersertifikat berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Program tersebut akan disinergikan dengan Asian Productivity Organization (APO) yang telah memiliki sekitar 200 Productivity Specialist. Saat ini, Kemnaker tengah mengkaji penyetaraan kedua skema agar dapat saling melengkapi dan memperluas dampaknya di dunia industri.

“Kami menargetkan agar tahun depan para ahli produktivitas ini menjadi champion yang mampu mendorong perubahan nyata di perusahaan-perusahaan, sebagaimana yang berhasil diterapkan di Jepang, Vietnam, dan Thailand,” ungkap Menaker.

Selain itu, Kemnaker juga mengembangkan Talent and Innovation Hub di balai-balai pelatihan kerja (BLK) sebagai pusat pengembangan kompetensi tenaga kerja berbasis produktivitas. Program pelatihan ini dirancang untuk menghasilkan tenaga kerja bersertifikat yang mampu meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan.

Untuk menumbuhkan kesadaran serta budaya produktif di masyarakat, Kemnaker menyiapkan berbagai inisiatif seperti podcast bertema produktivitas, kampanye digital, dan forum berbagi praktik baik di sektor industri.

“Kita ingin membangun Indonesia yang produktif. Karena itu, perhatian kita harus terarah pada empat aspek utama: people, process, product, dan policy. Keempat aspek ini menjadi fondasi bagi produktivitas nasional,” tutupnya.

Dengan hadirnya Master Plan Produktivitas Nasional 2025–2029, pemerintah berharap seluruh elemen bangsa — mulai dari sektor industri, pendidikan, hingga dunia usaha — dapat bergerak bersama membangun budaya produktif untuk mengoptimalkan potensi bonus demografi dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.