(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat dukungan terhadap pelaku industri kecil dan menengah (IKM) melalui fasilitasi keikutsertaan dalam berbagai ajang pameran berskala nasional dan internasional. Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk meningkatkan daya saing, memperluas akses pasar, serta mendorong IKM naik kelas.
“Promosi dan pemasaran produk merupakan kunci penting dalam memperkuat daya saing IKM. Melalui pameran, pelaku usaha berkesempatan memperluas jaringan bisnis dan menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk pasar ekspor,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (16/10).
Sebagai wujud nyata, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) kembali memfasilitasi IKM binaan untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, yang digelar pada 15–19 Oktober 2025 di ICE BSD City, Tangerang.
Pameran TEI tahun ini memasuki edisi ke-40 dan merupakan salah satu ajang Business to Business (B2B) terbesar di Indonesia. Diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan, TEI menjadi platform strategis bagi pelaku industri dalam negeri untuk memperkenalkan produk unggulan ekspor dengan kualitas terbaik kepada pembeli internasional.
“TEI menjadi wadah penting bagi pelaku usaha dalam negeri untuk menjangkau pembeli global, menawarkan produk ekspor berkualitas, serta membuka peluang kolaborasi perdagangan yang lebih luas,” jelas Dirjen IKMA Reni Yanita.
Pada tahun ini, Ditjen IKMA memfasilitasi 19 IKM binaan yang telah melalui proses kurasi untuk tampil di TEI 2025. Mereka berasal dari berbagai sektor, seperti sandang, anyaman, makanan dan minuman, logam, kerajinan, serta mainan.
Reni menegaskan, keikutsertaan IKM dalam TEI tidak hanya untuk promosi produk, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran dan peningkatan kapasitas bisnis. “Kami ingin memberikan akses promosi yang lebih luas, memperkuat jejaring bisnis, membuka peluang masuk ke rantai pasok industri, dan menjadi wadah pertukaran wawasan antar pelaku usaha,” ujarnya.
Pameran TEI 2024 sebelumnya mencatat total transaksi mencapai USD 22,73 miliar, melibatkan 1.460 peserta pameran, 8.042 buyers, dan lebih dari 41 ribu pengunjung. Negara tujuan ekspor terbesar berasal dari India, Vietnam, Belanda, Filipina, dan Mesir.
Data tersebut menunjukkan tren peningkatan peserta, pengunjung, dan nilai transaksi selama empat tahun terakhir, menjadikan TEI sebagai ajang perdagangan internasional bergengsi di Indonesia.
Tahun ini, TEI 2025 menampilkan berbagai sektor unggulan, mulai dari Food, Beverage, and Agricultural Products, Manufactured Products, hingga Services & Lifestyle. Selain pameran produk, peserta juga dapat mengikuti kegiatan pendukung seperti Business Matching, Trade Missions, Business Forum, dan Business Counseling.
Sekretaris Ditjen IKMA Yedi Sabaryadi menambahkan, dukungan Kemenperin terhadap IKM tidak berhenti pada fasilitasi pameran semata. “Kami juga memberikan pelatihan branding, pengemasan, legalitas usaha, dan kesiapan ekspor agar IKM benar-benar siap bersaing dan memiliki bisnis yang berkelanjutan,” jelasnya.
Reni Yanita menutup bahwa potensi produk IKM Indonesia di pasar global sangat menjanjikan. “Dengan pembinaan mutu, inovasi produk, dan peningkatan kapasitas ekspor, kami ingin memastikan IKM semakin percaya diri dan mampu bersaing di ajang global seperti TEI,” tandasnya.
Melalui partisipasi dalam Trade Expo Indonesia 2025, produk-produk lokal Indonesia diharapkan semakin dikenal dan diminati di pasar internasional, sekaligus menjadi pintu kolaborasi ekonomi berkelanjutan antara pelaku usaha nasional dan mitra global.