Kemenperin Dorong Penguatan Industri Kelapa Sawit, Cargill Investasikan USD 200 Juta di Lampung

0
61
Pabrik Kilang Refinery
Pembangunan dan pengoperasian pabrik kilang (refinery) dari PT Pacrim Nusantara Lestari Food, bagian dari Cargill di Lampung. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya untuk memperkuat struktur industri nasional melalui pengembangan sub-sektor industri strategis, salah satunya industri kelapa sawit. Upaya ini diwujudkan dengan dukungan terhadap pembangunan dan pengoperasian pabrik kilang minyak sawit berteknologi tinggi milik PT Pacrim Nusantara Lestari Food, bagian dari Cargill, di Provinsi Lampung.

Investasi senilai USD200 juta tersebut menjadi langkah nyata dalam mendorong industrialisasi kelapa sawit dan pembentukan pusat-pusat ekonomi baru di luar Pulau Jawa.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan apresiasi atas komitmen Cargill dalam memperkuat rantai nilai industri kelapa sawit di Indonesia.

“Kami mengapresiasi langkah strategis Cargill dalam memperkuat struktur industri kelapa sawit nasional melalui investasi bernilai tinggi. Kehadiran fasilitas ini tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok minyak nabati global yang berkelanjutan,” ujar Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/10).

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan bahwa industrialisasi kelapa sawit berperan penting dalam menyediakan pasokan produk turunan yang beragam.

“Industrialisasi kelapa sawit telah menyediakan pasokan bagi produk pangan, nonpangan, pakan, hingga bahan bakar. Produk-produk ini tidak hanya untuk kebutuhan pasar domestik, tetapi juga berkontribusi besar terhadap permintaan pasar global,” jelas Putu.

Fasilitas kilang minyak sawit milik Cargill di Lampung memiliki kapasitas produksi 1 juta metrik ton per tahun dan dilengkapi dengan empat jetty yang mampu melayani kapal bertipe Mothervessel berkapasitas hingga 65.000 Deadweight Tonnage (DWT). Keberadaan jetty tersebut memungkinkan kegiatan ekspor dilakukan langsung dari Lampung tanpa perlu transshipment ke negara lain, sehingga meningkatkan efisiensi dan daya saing ekspor Indonesia.

Kemenperin menegaskan dukungan penuh terhadap komitmen investasi tersebut sebagai wujud nyata kemudahan berusaha di Indonesia. Pembangunan fasilitas ini juga menjadi bagian dari capaian positif sektor industri agro pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang mencatat realisasi investasi sebesar Rp155,25 triliun dengan tingkat utilisasi 57,56% dalam periode Triwulan IV 2024 hingga Triwulan II 2025.

“Pemerintah telah menyiapkan berbagai fasilitas dan kemudahan bagi pelaku industri, termasuk perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, serta fasilitas lainnya. Kami berharap fasilitas ini dapat dimanfaatkan untuk memperluas kapasitas produksi industri yang berdaya saing dan berkelanjutan,” tutur Putu.

Dari pihak perusahaan, Asia Pacific Group President of Cargill Agriculture and Trading, Penne Kehl, menilai investasi tersebut menandai babak baru kemitraan Cargill dengan Indonesia.

“Kami berkomitmen membangun rantai pasok yang tangguh dan berkelanjutan, serta mendukung sistem pangan global yang aman dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Sementara Managing Director Bisnis Tropical Oil Cargill, Azlan Adnan, menambahkan bahwa keberadaan fasilitas ini akan memperkuat integrasi dari hulu ke hilir, memastikan ketelusuran (traceability) dan keberlanjutan dalam seluruh proses produksi.

Kemenperin berharap keberadaan pabrik tersebut dapat memberi dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan regional.

“Kami berharap Cargill dapat terus memperluas portofolio investasinya di sektor agro lainnya, mengingat potensi sumber daya agro Indonesia sangat luas dan menjanjikan,” pungkas Putu.