(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat daya saing industri kecil dan menengah (IKM), khususnya di sektor makanan dan minuman yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Salah satu langkah nyata diwujudkan melalui program fasilitasi dapur bersih bekerja sama dengan PT Arwana Citramulia Tbk, untuk membantu pelaku IKM pangan memenuhi standar keamanan pangan dan produksi higienis.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen mendorong IKM pangan agar mampu bertransformasi menuju industri yang lebih modern, bersih, dan kompetitif.
“Kami terus berupaya memastikan bahwa IKM pangan dapat tumbuh dan bertransformasi menuju industri yang lebih modern, higienis, dan kompetitif. Kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha menjadi kunci untuk mewujudkan ekosistem industri yang produktif dan berdaya saing,” ujar Menperin Agus dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/10).
Menperin menambahkan, subsektor industri makanan dan minuman memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
“Industri makanan dan minuman berkontribusi hingga USD 4,4 miliar terhadap ekspor industri pengolahan nonmigas pada Juni 2025, atau setara 23,44% dari total ekspor sektor tersebut. Ini adalah subsektor terbesar kedua setelah industri logam dasar,” ungkapnya.
Sebagai langkah konkret, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) menjalin kerja sama dengan PT Arwana Citramulia Tbk dalam penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Fasilitasi Keramik untuk Pembuatan Dapur Bersih bagi Sentra IKM Pangan di Kabupaten Jembrana, Bali.
Melalui kemitraan ini, PT Arwana Citramulia Tbk memberikan bantuan 1.765 m² keramik untuk mendukung sentra IKM tempe, tahu, garam konsumsi, serta aneka pangan lainnya di daerah tersebut.
Direktur Jenderal IKMA Reni Yanita menjelaskan bahwa penggunaan material keramik sangat penting dalam mendukung penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB).
“Keramik membantu menciptakan lingkungan produksi yang bersih dan mudah dibersihkan sesuai standar sanitasi. Fasilitasi ini diharapkan mempercepat IKM memenuhi standar keamanan pangan,” jelasnya.
Kerja sama antara Ditjen IKMA dan PT Arwana Citramulia Tbk bukan merupakan hal baru. Sejak tahun 2013, perusahaan tersebut telah menyalurkan sekitar 40.000 m² keramik untuk mendukung sentra IKM pangan di berbagai daerah seperti Banjarnegara, Purbalingga, Rejang Lebong, Rote Ndao, Banyumas, Singkawang, hingga Pacitan. Pada tahun 2025 ini, sebelum Jembrana, program serupa juga telah dijalankan di Balikpapan, Sidoarjo, Rembang, dan Bandung Barat.
“Dengan bantuan ini, kami ingin memastikan bahwa pelaku IKM mampu memenuhi standar CPPOB, meningkatkan produktivitas, dan memperluas pasar, baik domestik maupun ekspor,” tambah Reni.
Selain dukungan fasilitas fisik, Ditjen IKMA terus melaksanakan berbagai program pembinaan bagi IKM pangan. Program tersebut mencakup workshop keamanan pangan, pendampingan dan sertifikasi HACCP, penguatan kemitraan dengan industri besar dan sektor HORECA, serta fasilitasi pemasaran digital dan partisipasi dalam pameran internasional. Upaya ini turut diperkuat melalui program restrukturisasi mesin dan penerapan transformasi industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi dan keterlacakan produk (traceability).
Direktur Operasional PT Arwana Citramulia Tbk Edy Suyanto menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan berbasis prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
“Kami percaya, target pertumbuhan industri 8% sebagaimana dicanangkan dalam Asta Cita dapat tercapai melalui kolaborasi aktif antara pemerintah dan dunia usaha,” ujarnya.
Bupati Jembrana turut memberikan apresiasi atas dukungan Kemenperin dan PT Arwana Citramulia Tbk dalam pengembangan IKM daerah. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah juga berkomitmen memperkuat posisi IKM lokal dengan mewajibkan pasar modern di wilayahnya untuk memasarkan produk-produk IKM Jembrana.