(Vibizmedia – Nasional) Industri manufaktur nasional kembali menunjukkan ketahanannya di tengah dinamika ekonomi global. Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Oktober 2025 tercatat di angka 53,50, naik dari 53,02 pada September, dan lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu (52,75). Pencapaian ini menegaskan bahwa sektor industri tetap berada di zona ekspansi dan pelaku usaha masih optimistis terhadap prospek bisnis.
Stabilitas makroekonomi turut menopang performa industri. Bank Indonesia menahan BI-Rate di level 4,75%, menjaga biaya pembiayaan tetap terjangkau. Neraca perdagangan yang telah surplus selama 64 bulan berturut-turut serta pertumbuhan ekonomi 5,12% (yoy) pada Triwulan II 2025 memperkuat keyakinan dunia usaha untuk melanjutkan ekspansi.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, menyampaikan bahwa dari 23 subsektor industri pengolahan, 22 subsektor masih ekspansif dengan kontribusi hampir 99% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas. Hanya industri tekstil yang mengalami kontraksi akibat melemahnya konsumsi domestik dan meningkatnya impor bahan baku.
Beberapa subsektor mencatat kinerja menonjol, antara lain industri pengolahan tembakau serta industri kertas dan barang dari kertas, yang didorong oleh peningkatan permintaan ekspor dan konsumsi dalam negeri. Industri kayu dan rotan juga tumbuh berkat pesanan ekspor ke Jepang dan Eropa menjelang akhir tahun.
Dari sisi permintaan, pesanan baru naik 1,46 poin menjadi 55,25, sedangkan persediaan meningkat ke level 56,52. Meski begitu, variabel produksi masih sedikit tertekan di angka 48,57, menunjukkan kehati-hatian pelaku industri dalam meningkatkan output karena permintaan belum sepenuhnya pulih.
Kinerja industri berorientasi ekspor naik ke level 54,35, sementara industri berorientasi domestik juga meningkat ke 52,34, keduanya masih berada di zona ekspansi. Optimisme pelaku usaha terhadap kondisi enam bulan ke depan turut menguat, dari 69,6% menjadi 70,5%, sementara tingkat pesimisme menurun menjadi 5,4%.
Kemenperin menegaskan komitmennya menjaga kepercayaan pelaku industri melalui kebijakan yang berpihak, seperti penguatan pasar domestik, penggunaan produk dalam negeri (P3DN), serta pengendalian impor selektif. Pemerintah juga terus memperkuat daya saing melalui efisiensi rantai pasok, perpanjangan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), dan fasilitasi sertifikasi TKDN.
Dengan tren ekspansi yang konsisten dan meningkatnya optimisme pelaku usaha, sektor manufaktur diyakini akan tetap menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja nasional pada periode mendatang.
 
             
		



 
                             
                            




