Lewat Program Tani Digital, Kemkomdigi Bawa Teknologi AI dan IoT ke Sawah Petani

0
56
Menkomdigi Meutya Hafid meninjau langsung kegiatan Panen Tani Digital di Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (05/11/2025). (Foto: Kemkomdigi)

(Vibizmedia – Sragen, Jawa Tengah) Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) memperkuat peran strategisnya dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui Program Tani Digital, yang memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) dan kecerdasan artifisial (AI) di sektor pertanian. Program ini bertujuan mentransformasi sistem pertanian menjadi lebih efisien, berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan petani melalui pemanfaatan teknologi digital.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan pentingnya penerapan teknologi yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Teknologi baru tidak boleh hanya mengawang, tapi harus membumi. IoT dan AI adalah inovasi yang harus dimanfaatkan agar berdampak langsung pada produktivitas masyarakat,” ujarnya dalam kegiatan Panen Tani Digital di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (5/11/2025).

Salah satu inovasi yang digunakan dalam program ini adalah IoT Smart Precision Agriculture System, karya anak bangsa yang terbukti mampu meningkatkan hasil panen, menekan biaya operasional, serta menjaga kelestarian lingkungan.

“Produktivitas meningkat, penggunaan pupuk turun hingga 50 persen, dan emisi karbon serta polusi air akibat pupuk berlebih juga berkurang,” jelas Meutya.

Program Tani Digital merupakan bentuk kolaborasi antara Kemkomdigi, Kementerian Pertanian, Pemerintah Kabupaten Sragen, dan mitra startup lokal penyedia teknologi pertanian dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional berbasis data.

“Kalau kita ingin kedaulatan pangan, maka teknologi yang digunakan juga harus berdaulat. Anak-anak muda ini telah membuktikan bahwa startup lokal mampu memberi solusi nyata,” tegasnya.

Program ini sejalan dengan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sebagaimana disampaikan dalam KTT APEC 2025 di Korea Selatan, yang menekankan pentingnya teknologi pertanian modern untuk mencapai swasembada pangan nasional.

“Kita ingin teknologi ini diterapkan pada sektor-sektor yang menjadi prioritas Bapak Presiden,” ujar Meutya.

Teknologi yang Membantu Petani

Petani asal Kabupaten Sragen, Tri Widodo, turut merasakan manfaat langsung dari penggunaan teknologi IoT. Ia menjelaskan adanya penghematan signifikan dalam penggunaan pupuk.

“Sebelum pakai alat digital Jinawi, pupuk per hektar bisa sampai 1,05 ton. Sekarang hanya sekitar 650 kilogram,” katanya.

Selain efisiensi biaya, perangkat IoT juga membantu petani memantau kondisi tanah secara real time.

“Kesehatan tanah, kadar asam, dan unsur hara bisa langsung terpantau lewat alat ini,” tambahnya.

Melalui Program Tani Digital, Kemkomdigi berkomitmen menghadirkan teknologi digital hingga ke pelosok desa agar menjadi sahabat para petani. Inovasi yang berpihak pada produktivitas dan keberlanjutan ini menegaskan bahwa kolaborasi antara praktik tradisional dan teknologi digital menjadi fondasi baru bagi ketahanan pangan nasional.