
(Vibizmedia – Jakarta) Memasuki satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya mendukung pelaksanaan visi dan program Asta Cita Presiden. Salah satu fokus utamanya adalah mewujudkan kemandirian ekonomi nasional melalui percepatan transformasi industri yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Sebagai bentuk capaian kerja sekaligus kontribusi nyata terhadap penguatan struktur industri nasional, Kemenperin menggelar Pameran Showcase Program Unggulan Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran bertema “Satu Tahun Industrialisasi, Ekonomi Indonesia Tumbuh Tangguh”. Acara ini berlangsung pada 5–9 November 2025 di Gandaria City Mall, Jakarta Selatan.
Pameran tersebut menjadi momentum untuk menampilkan capaian dan inovasi Kemenperin selama satu tahun terakhir. Kegiatan ini juga menegaskan peran Kemenperin dalam memperkuat ekosistem industri nasional yang sejalan dengan visi “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045” serta misi Asta Cita Presiden.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, pameran diadakan di ruang publik agar masyarakat luas dapat melihat bahwa banyak produk manufaktur yang digunakan sehari-hari merupakan hasil karya industri dalam negeri. “Produk industri nasional tidak hanya memenuhi kebutuhan harian, tetapi juga menciptakan nilai tambah tinggi dan berkontribusi terhadap pemerataan ekonomi menuju Indonesia yang maju, mandiri, dan sejahtera,” ujarnya.
Pameran ini menghadirkan lebih dari 50 pelaku industri binaan Kemenperin dan menampilkan berbagai program unggulan, produk inovatif, serta teknologi digitalisasi melalui delapan zona tematik, antara lain:
- Zona Industri Makanan dan Minuman, menampilkan produk inovatif berbasis bahan baku berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan.
- Zona Kimia dan Farmasi, menampilkan produk berteknologi tinggi dan berdaya saing global.
- Zona Tekstil dan Ekosistemnya, menggambarkan rantai industri tekstil dari hulu hingga hilir.
- Zona Alat Kesehatan, menampilkan produk lokal yang telah menembus pasar ekspor.
- Zona Hilirisasi Industri, menghadirkan produk berbasis sumber daya alam yang bernilai tambah tinggi.
- Zona Pelayanan Publik, menyediakan layanan langsung bagi pelaku industri dan masyarakat.
- Zona Inovasi Teknologi Industri, menampilkan digitalisasi dan manufaktur cerdas.
- Zona Insentif Industri, memberikan informasi mengenai program strategis dan fasilitas Kemenperin.
Selain zona tematik, tersedia pula area interaktif yang memungkinkan pengunjung merasakan langsung pengalaman teknologi dan inovasi industri, serta area kinerja yang menampilkan capaian industri pengolahan nonmigas dan program unggulan Kemenperin.
Menperin optimistis, pameran ini menjadi simbol kesiapan Indonesia memasuki masa depan industri yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan. “Kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat industri dalam membangun struktur ekonomi yang kuat dan berdaya saing,” tambahnya.
Pertumbuhan Sektor Industri
Selama satu tahun terakhir, sektor industri manufaktur Indonesia menunjukkan kinerja positif. Berdasarkan data Kemenperin, Industri Pengolahan Nonmigas (IPNM) tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy) pada triwulan IV 2024 hingga triwulan II 2025, dan meningkat menjadi 5,58 persen (yoy) pada triwulan III 2025—melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,04 persen (yoy).
Sektor manufaktur juga menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, mencapai 17,39 persen pada triwulan III 2025. Sementara itu, realisasi investasi industri manufaktur periode Oktober 2024–Juni 2025 mencapai Rp568,4 triliun, atau 40,72 persen dari total investasi nasional.
Nilai tambah manufaktur Indonesia juga meningkat signifikan, dengan Manufacturing Value Added (MVA) tahun 2024 mencapai USD 265,07 miliar berdasarkan data World Bank dan United Nations Statistics.
Pertumbuhan ini merupakan hasil dari berbagai kebijakan strategis pemerintah, seperti reformasi program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), penguatan ekosistem industri halal, transformasi digital industri 4.0, inovasi teknologi, kebijakan energi dan modernisasi alat produksi, hingga pemberian insentif seperti Carbon Capture Utilization (CCU) dan Kredit Industri Padat Karya (KIPK).
“Capaian sektor industri nasional tidak terlepas dari arahan Presiden Prabowo dalam membangun industri berbasis hilirisasi dan digitalisasi. Kami optimistis sektor industri dalam negeri akan terus berkembang melalui kolaborasi semua pihak,” tutup Menperin.








