
(Vibizmedia-Nasional) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 32 kejadian bencana terjadi di berbagai wilayah Indonesia dalam periode 9–10 November 2025. Dari jumlah tersebut, 13 kejadian di antaranya berdampak signifikan, terdiri atas 6 kejadian baru dan 7 kejadian pengkinian yang masih menjadi perhatian BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Kejadian baru pertama dilaporkan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada Minggu (9/11). Hujan deras menyebabkan banjir di tiga kecamatan, meliputi dua kelurahan dan empat desa. Sebanyak 715 rumah terendam, dengan total 715 kepala keluarga atau 2.300 jiwa terdampak, serta 10 jiwa harus mengungsi. Proses pembersihan material dan asesmen dampak masih berlangsung, dengan ketinggian air antara 10–50 sentimeter.
Di Kabupaten Dompu, hujan deras memicu banjir di empat kecamatan dan enam desa, berdampak pada 342 kepala keluarga serta merendam 90 hektare lahan pertanian. Ketinggian air tercatat antara 20–80 sentimeter, dan kondisi mulai surut meski potensi hujan masih tinggi.
Sementara itu, Kabupaten Bima juga dilanda banjir yang memengaruhi lima kecamatan dan 12 desa, dengan 1.055 kepala keluarga atau 3.285 jiwa terdampak. Air kini surut, dan petugas BPBD bersama unsur terkait tengah melakukan pembersihan lumpur serta pemulihan lingkungan.
Di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, cuaca ekstrem pada Sabtu (8/11) berdampak pada lima kecamatan dan tujuh desa, dengan 57 jiwa terdampak. Kondisi kini dilaporkan kondusif. Di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, angin kencang menyebabkan kerusakan 12 rumah dan 13 kepala keluarga terdampak, serta satu orang mengalami luka-luka.
Di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, kekeringan yang berlangsung sejak Oktober hingga November berdampak pada 210 kepala keluarga di 14 desa dan satu kelurahan. Pemerintah daerah bersama BPBD Provinsi masih melakukan pendistribusian air bersih dan pemantauan kondisi lapangan.
BNPB juga memantau tujuh kejadian pengkinian. Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, masih mengalami kekeringan dengan 580 kepala keluarga atau 1.822 jiwa terdampak, dan distribusi air bersih terus dilakukan. Di Kota Bima, banjir sebelumnya telah surut sepenuhnya.
Banjir rob di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, juga dilaporkan telah surut setelah sempat menggenangi satu desa dengan 84 kepala keluarga terdampak. Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, banjir menyebabkan tiga korban meninggal dunia, dua kepala keluarga mengungsi, dan 12 kepala keluarga terdampak. Asesmen dampak masih dilakukan.
Cuaca ekstrem di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berdampak pada 17 kepala keluarga dan 17 rumah rusak. Status tanggap darurat ditetapkan hingga 24 November 2025. Banjir di Kabupaten Demak yang sebelumnya merendam lima kecamatan kini berangsur surut, sedangkan banjir di Banyumas juga telah surut sepenuhnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa periode 11–12 November 2025 masih akan diwarnai potensi hujan lebat hingga sangat lebat di sejumlah wilayah Indonesia. Daerah yang perlu diwaspadai antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Papua Tengah. Wilayah lain seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Fenomena ini dipicu oleh sirkulasi siklonik di Samudra Hindia dan Maluku Selatan, serta pengaruh gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) yang meningkatkan pembentukan awan hujan.
BNPB mengingatkan masyarakat untuk:
1. Memantau peringatan dini dan prakiraan cuaca resmi dari BMKG.
2. Membersihkan saluran air, selokan, dan sungai untuk mencegah genangan dan banjir lokal.
3. Menyiapkan tas siaga bencana berisi dokumen penting, obat, dan perlengkapan darurat.
4. Menghindari aktivitas berisiko di daerah aliran sungai, tebing, atau pantai saat hujan lebat.
BNPB menegaskan pihaknya terus berkoordinasi dengan BPBD provinsi dan kabupaten/kota serta instansi terkait guna memastikan penanganan darurat dan mitigasi bencana berjalan optimal.
“Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir, longsor, dan angin kencang,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangannya, Senin, 10 November 2025.








