Industri Air Minum Dalam Kemasan Dorong Kinerja Sektor Manufaktur Nasional

0
52
Pabrik Pengemasan Air Minum Dalam Kemasan
DOK: DANONE AQUA

(Vibizmedia-Nasional) Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) terus menunjukkan kinerja positif dan memainkan peran penting dalam memperkuat sektor manufaktur nasional. Selain memenuhi kebutuhan masyarakat akan air minum berkualitas, industri ini juga menjadi bagian strategis dari rantai nilai industri makanan dan minuman yang semakin kompetitif di tingkat global.

“Industri AMDK memiliki posisi strategis dalam ekosistem manufaktur nasional karena menopang sektor makanan dan minuman yang menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan industri pengolahan nonmigas,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka Musyawarah Nasional ke-XI Perkumpulan Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (ASPADIN) di Jakarta, Selasa (12/11).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Triwulan III Tahun 2025, sektor industri pengolahan nonmigas tumbuh 5,58 persen (year-on-year), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,04 persen. Sektor ini berkontribusi 17,39 persen terhadap PDB nasional dan menyerap 20,31 juta tenaga kerja. Dari angka tersebut, subsektor industri makanan dan minuman mencatat pertumbuhan kuat sebesar 6,49 persen.

Agus menjelaskan, industri AMDK termasuk subsektor yang berhasil menjaga pertumbuhan stabil. “Jika pada tahun 1973 hanya terdapat satu pabrik dengan kapasitas enam juta liter per tahun, kini jumlahnya meningkat signifikan menjadi 707 pabrik dengan kapasitas terpasang nasional mencapai 47 miliar liter per tahun dan menyerap sekitar 46 ribu tenaga kerja langsung,” paparnya.

Menurutnya, selama lima tahun terakhir tingkat utilisasi industri AMDK konsisten di atas 70 persen, menandakan daya tahan industri terhadap berbagai dinamika ekonomi. Selain itu, sektor ini juga turut memberikan kontribusi terhadap ekspor makanan dan minuman dengan rata-rata pertumbuhan 11,4 persen per tahun. Hingga kini, terdapat 1.348 sertifikat SNI aktif untuk produk AMDK, menunjukkan komitmen pelaku usaha terhadap kualitas dan standar nasional.

Dalam upaya transformasi industri menuju era digital, dua pabrik AMDK yakni PT Tirta Investama Plant Pandaan dan PT Tirta Investama Plant Banyuwangi telah ditetapkan sebagai National Lighthouse Industry 4.0 — contoh penerapan teknologi industri cerdas dan efisiensi energi. “Dari jumlah yang masih di bawah satu persen tersebut, saya menantang rekan-rekan ASPADIN untuk menambah lagi jumlah pabrik AMDK yang menjadi National Lighthouse Industry 4.0,” tegas Menperin.

Lebih lanjut, Agus menekankan pentingnya adaptasi industri AMDK terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan, mengingat sektor ini merupakan pengguna besar bahan plastik, khususnya kemasan berbahan PET. Pemerintah mendorong pelaku industri memperluas penggunaan bahan daur ulang dan menerapkan prinsip ekonomi sirkular.

“Saya mengajak seluruh pelaku industri AMDK untuk lebih inovatif dalam menggunakan komponen PET daur ulang serta mengurangi timbulan sampah plastik. Selain itu, pengelolaan sumber air baku harus menjadi prioritas bersama agar kegiatan industri tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Dalam konteks pengembangan industri halal, sektor AMDK juga berperan penting mendukung penguatan ekosistem makanan dan minuman halal nasional. Berdasarkan State of The Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024/2025, Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam ekosistem industri halal setelah Malaysia dan Arab Saudi, serta menjadi negara dengan peningkatan skor tertinggi dibanding tahun sebelumnya.

“Industri AMDK memiliki kontribusi strategis dalam mendukung penguatan sektor makanan dan minuman halal yang menjadi salah satu unggulan Indonesia di pasar global,” ujar Agus.

“Kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha menjadi kunci keberlanjutan serta kemajuan sektor industri AMDK. Semoga Munas ini menjadi momentum penting untuk merumuskan arah pengembangan industri AMDK yang solid dan berdaya saing menyongsong Indonesia Emas 2045,” katanya.