Akselerasi Industri 4.0: Kemenperin Mantapkan Indonesia Menuju 10 Besar Ekonomi Dunia

0
71
Foto: Kemenperin

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan ketahanan dan daya saing industri nasional melalui percepatan transformasi digital. Sejak meluncurkan Making Indonesia 4.0 pada 2018, pemerintah aktif menstimulasi industri untuk mengadopsi teknologi mutakhir demi meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing global.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan penerapan industri 4.0. “Keberhasilan implementasi industri 4.0 tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga kesiapan SDM dan kematangan proses bisnis,” ujar Menperin di Jakarta, Sabtu (15/11).

Dalam upaya mempercepat digitalisasi industri, Kemenperin mengembangkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) sebagai standar pengukuran kesiapan digital, serta membentuk Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI 4.0) di bawah BPSDMI sebagai pusat solusi transformasi industri.

Akselerasi ini turut diperkuat melalui kerja sama PIDI 4.0 dengan berbagai mitra global, seperti Ericsson (Swedia), Qualcomm (Amerika Serikat), serta Kementerian Komunikasi dan Digital, melalui penyelenggaraan Hackathon 2025 bertema *“Indonesia’s NextGen Digital Sprint with 5G and AI.”*

Melanjutkan keberhasilan tahun 2024, kompetisi ini kembali digelar dengan cakupan lebih luas. Talenta muda, startup, dan para pengembang diajak menciptakan prototipe berbasis teknologi 5G dan Artificial Intelligence (AI). Rangkaian kegiatan yang dimulai 18 September 2025 ini berakhir pada babak final 12–13 November 2025.

Kepala BPSDMI Doddy Rahadi menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan SDM yang tidak hanya mampu menggunakan teknologi, tetapi juga menciptakannya. “Hackathon ini sejalan dengan agenda Making Indonesia 4.0 dan visi Indonesia menjadi ekonomi 10 besar dunia pada 2030. Kuncinya adalah transformasi teknologi, penguatan inovasi, dan digitalisasi manufaktur,” jelasnya.

Kepala Pusdiklat SDM Industri Sidik Herman menambahkan bahwa industri semakin optimistis terhadap peluang peningkatan proses bisnis melalui inovasi digital. “Hackathon bukan sekadar kompetisi, tetapi laboratorium inovasi yang mempertemukan kreativitas, teknologi, dan tantangan nyata industri. Fokus pada AI generatif, 5G, IoT, robotika, dan edge computing memberi ruang bagi talenta Indonesia untuk menjawab *pain points* industri,” ujarnya.

Tahun ini, tantangan inovasi mencakup sektor otomotif, alat kesehatan, serta makanan dan minuman, sehingga solusi yang dihasilkan tidak hanya inovatif, tetapi juga relevan dan dapat langsung diterapkan.

Direktur Ericsson Indonesia Ronni Nurmal turut menekankan pentingnya adopsi teknologi baru di industri manufaktur. “Kami berharap banyak inovasi lahir dari pemanfaatan 5G dan AI untuk menjawab kebutuhan industri. Perkembangan AI sangat pesat dan memiliki potensi besar dalam meningkatkan kinerja manufaktur,” katanya.

Kemenperin optimistis bahwa kolaborasi dalam Hackathon 2025 akan memperkuat ekosistem inovasi nasional dan mendorong lahirnya solusi industri masa depan yang lebih tangguh, efisien, dan berdaya saing global.