Produk Farmasi dan Kosmetik Indonesia Kian Mendunia, Ekspor Menembus Lima Benua

0
69
Foto: Kemenperin

(Vibizmedia – Jakarta) Industri farmasi dan kosmetik Indonesia kembali menorehkan prestasi di pasar global. Berbagai perusahaan nasional sukses menembus pasar ekspor di Asia, Afrika, Eropa, Amerika, dan Oseania. Capaian ini membuktikan bahwa produk farmasi dan kosmetik buatan Indonesia semakin diakui dunia, baik dari segi standar mutu, inovasi, maupun keamanannya. Beragam kategori produk turut berpartisipasi dalam ekspor tersebut, mulai dari kosmetik, produk perawatan diri, obat-obatan, suplemen kesehatan, hingga bahan baku seperti minyak atsiri.

Dalam rangkaian kegiatan *Indonesia Pharmaceutical and Cosmetics for Sustainability 2025* yang digelar pada 12–14 November 2025 di Plaza Industri, Kementerian Perindustrian, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil, Taufiek Bawazier, menyoroti pesatnya kinerja ekspor sektor farmasi dan kosmetik nasional.

Pada sektor kosmetik dan personal care, sejumlah produsen Indonesia mampu masuk ke pasar internasional melalui produk-produk inovatif. PT Prioritas Jaya Indonesia, misalnya, telah mengekspor sabun pepaya (merek Jinzu dan Thai) ke Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Nigeria, dan beberapa negara Pasifik. Produk parfum merek Honor dan Vlagio juga telah memasuki pasar Malaysia dan Filipina. Sementara PT Malidas Sterilindo mengekspor sabun mandi dan sampo merek d’orzu ke Malaysia, dan PT Gemma Natura Lestari mengirimkan produk Shumi ke Jepang serta Secrets ke Nigeria.

Kekuatan industri dalam negeri juga ditopang oleh fasilitas manufaktur berstandar global. PT Yasulor Indonesia (L’Oréal), yang merupakan pabrik terbesar L’Oréal di dunia, mengalokasikan 60% kapasitas produksinya untuk ekspor ke hampir 20 negara, termasuk Uni Emirat Arab, Australia, Korea, dan Afrika Selatan. Unilever Indonesia pun berkontribusi melalui ekspor berbagai produknya ke lebih dari 22 negara.

Di sektor farmasi, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk berhasil memasarkan produk unggulannya ke Filipina, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab. BUMN Farmasi PT Indofarma Tbk tercatat mengekspor sejumlah obat ke Afghanistan, Singapura, dan Kamboja, sementara PT Phapros menjangkau pasar Timor Leste, Peru, dan Kamboja dengan berbagai produk farmasinya.

Dexa Group menunjukkan jangkauan ekspor paling luas, meliputi negara-negara di Asia Tenggara, Eropa (seperti Inggris dan Belanda), Amerika (AS dan Kanada), serta Afrika (Nigeria). PT Konimex juga aktif memperluas pasar hingga Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, Jepang, Arab Saudi, dan Kanada.

Produk herbal Indonesia turut memiliki tempat di pasar internasional. PT Setia Kawan Abadi berhasil mengekspor Golden Koffie dan Go-Slim ke Nigeria, serta produk Pinoy Jamu Booster dan Integra ke Filipina. Selain itu, PT Sinkona Indonesia Lestari secara konsisten mengirimkan minyak atsiri—seperti nilam, sereh wangi, dan pala—sebagai bahan baku kosmetik ke berbagai negara.

“Keberhasilan ekspor ini membuktikan bahwa industri farmasi dan kosmetik Indonesia telah memenuhi standar kualitas tinggi dan mampu berinovasi. Permintaan global terhadap produk yang memadukan bahan alami berkualitas dan teknologi modern terus meningkat. Kemampuan kita masuk ke berbagai pasar menunjukkan daya saing yang kuat,” ujar Taufiek saat meninjau pameran.

Capaian ini menegaskan ketahanan serta pertumbuhan positif sektor strategis manufaktur Indonesia. Selain memperkuat citra Indonesia sebagai produsen berkualitas, ekspansi ekspor juga memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa dan daya saing nasional di tingkat global.