IEU CEPA Masuki Tahap Final, Indonesia Siapkan Strategi Perluasan Akses Pasar

0
55
Foto: Kemenko ekon

(Vibizmedia – Jakarta) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima Duta Besar LBBP RI untuk Kerajaan Belgia, merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa (UE), Andri Hadi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (14/11). Pertemuan ini membahas perkembangan finalisasi Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) serta penguatan kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia–Uni Eropa.

“Bagi Indonesia, implementasi IEU CEPA diharapkan membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk ekspor unggulan seperti minyak sawit, alas kaki, kopi, furnitur, produk agrikultur, perikanan, dan perangkat telekomunikasi,” ujar Menko Airlangga.

Dubes Andri melaporkan bahwa Uni Eropa telah memulai proses **legal scrubbing** dan penerjemahan teks perjanjian. Setelah tahap ini rampung, IEU CEPA akan memasuki proses penandatanganan resmi. Kedua pihak menargetkan perjanjian dapat berlaku penuh paling lambat awal 2027.

“Uni Eropa juga merupakan mitra investasi penting, menempati peringkat kelima sebagai sumber investasi terbesar di Indonesia,” tambah Dubes Andri. Peningkatan investasi tersebut didorong oleh ketertarikan investor Eropa pada proyek transisi energi, manufaktur berkelanjutan, dan ekonomi digital.

Sebelumnya, perundingan IEU CEPA dinyatakan selesai secara substansial pada pertemuan Chief Negotiators pada 9–12 September 2025, dan diumumkan resmi dalam pertemuan Menko Perekonomian dengan Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa pada 23 September 2025 di Bali.

Menurut Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Perwakilan RI di negara-negara anggota UE akan memegang peran strategis dalam mempersiapkan implementasi IEU CEPA, termasuk penguatan pemahaman publik Eropa mengenai komitmen Indonesia serta promosi peluang kerja sama ekonomi.

Dalam pertemuan tersebut turut dibahas dinamika perdagangan Indonesia–Uni Eropa. Pada 2024, total perdagangan mencapai USD30,1 miliar dengan surplus USD4,5 miliar bagi Indonesia—melonjak 75% dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor Indonesia tumbuh 4%, sementara impor turun sekitar 9%, mencerminkan meningkatnya daya saing produk nasional.

Pertemuan turut dihadiri Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso dan Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa, Dida Gardera.