(Vibizmedia – Jakarta) Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) Irene Umar bersama Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda membahas penguatan ekosistem ekonomi kreatif daerah secara menyeluruh, mencakup musik, kuliner-rempah, konten kreator, hingga pengembangan IP digital dan talenta gim. Pertemuan di Autograph Tower Jakarta ini menitikberatkan pada strategi peningkatan eksposur talenta, penguatan basis data, serta komersialisasi karya kreatif Maluku Utara di pasar nasional dan global.
Wamen Ekraf menegaskan pentingnya eksposur sebagai kunci tumbuhnya talenta kreatif, khususnya musik Indonesia Timur yang semakin populer. “Bayangkan ketika tiba di bandara, orang langsung merasakan vibe Maluku Utara. Untuk itu kita butuh penguatan konten kreator dan kampanye digital. Kita bisa dorong lewat TikTok, kolaborasi dengan Spotify, hingga menyediakan panggung publik seperti di Dukuh Atas atau Blok M,” ujarnya saat menerima audiensi Gubernur Maluku Utara pada Senin, 17 November 2025.
Audiensi ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Gubernur dengan Menteri Ekraf/Kepala Ekraf Teuku Riefky Harsya pada 9 Mei 2025 mengenai potensi ekraf Maluku Utara. Wamen Ekraf juga menekankan urgensi database talenta dan produk kreatif yang terkurasi agar dapat langsung terhubung dengan peluang industri.
“Banyak mall, event, hingga brand kesulitan mencari talenta tersembunyi. Jika kita memiliki database lengkap—talenta, produk, hingga rate card—kita bisa langsung menjembatani mereka ke pasar. Kementerian Ekraf/Badan Ekraf memiliki platform Ekraf Hunt yang siap menampung kurasi tersebut,” jelasnya.
Wamen Ekraf menambahkan bahwa talenta perlu disiapkan secara komersial dan legal agar pertumbuhan kreativitas berkelanjutan. “Ketika ada yang viral, kita ingin mereka tidak hanya cepat naik tapi juga mampu bertahan. Talenta harus siap secara legal, finansial, dan komersial,” katanya. Ia juga membuka peluang kolaborasi digital yang lebih luas, termasuk dengan ekosistem gim global.
Gubernur Maluku Utara memaparkan berbagai inisiatif ekraf yang telah berjalan, termasuk Kompetisi Musik Timur yang kini mewajibkan peserta mengirim karya orisinal. Lebih dari 100 lagu baru telah terkumpul melalui media sosial dengan dukungan administrasi seperti pendaftaran HKI.
Gubernur juga menyampaikan rencana pengembangan sektor kreatif lainnya, seperti konten kreator, ekspor produk kreatif, dan talenta gim. Ia menambahkan rencana peluncuran Festival Musik Indonesia Timur tahun depan di Jakarta yang kemudian akan menjadi agenda tahunan di Maluku Utara.
Di subsektor kuliner dan rempah, Maluku Utara mengangkat identitas Ternate sebagai Kota Rempah melalui komoditas unggulan seperti kenari dan produk turunannya, kopi rempah, pala, cengkeh, hingga hidangan khas seperti cengkeh afo. Kolaborasi dengan fine dining terus didorong. Kekayaan cerita rakyat Maluku Utara juga menjadi sumber pengembangan IP untuk gim, animasi, dan konten digital. Pemerintah daerah kini tengah mengkurasi talenta dan produk unggulan—dari kuliner, konten kreator, musik, produk IP, hingga destinasi berbasis pengalaman—untuk disinergikan dengan Kementerian Ekraf.
Melalui audiensi ini, Kementerian Ekraf dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara menyepakati langkah penguatan ekosistem ekonomi kreatif secara terpadu dari hulu ke hilir: mulai kurasi data, pendampingan, penguatan legalitas dan komersialisasi karya, kolaborasi digital, hingga penyediaan panggung nasional. Pemerintah menegaskan komitmennya menjadikan Maluku Utara sebagai salah satu mesin pertumbuhan baru (the new engine of growth) berbasis potensi daerah.









