
(Vibizmedia-Nasional) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan perkembangan kondisi kebencanaan nasional dalam periode 18 November 2025 pukul 07.00 WIB hingga 19 November 2025 pukul 07.00 WIB. Tercatat 8 kejadian bencana yang terdiri dari 4 kejadian baru dan 4 pengkinian. Mayoritas bencana disebabkan oleh curah hujan tinggi, angin kencang, serta kondisi geologi labil yang memicu banjir, tanah bergerak, dan longsor di sejumlah wilayah.
Di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, tanah bergerak kembali terjadi pada Selasa (18/11) di Dusun Cimencok, Desa Boja, Kecamatan Majenang, setelah hujan berintensitas tinggi beberapa hari berturut-turut. Retakan tanah terus berkembang dan mengancam permukiman warga. Sebanyak 30 kepala keluarga (90 jiwa) berada dalam kondisi terancam.
Pemerintah Kabupaten Cilacap telah menetapkan Status Tanggap Darurat sejak 14–20 November 2025, sementara BPBD terus memantau pergerakan tanah, terutama saat hujan turun.
Masih di wilayah Cilacap, angin kencang melanda Dusun Mangunjaya, Desa Madura, Kecamatan Wanareja pada Selasa sore (18/11). Belasan rumah mengalami kerusakan bagian atap, dan satu warga dilaporkan mengalami luka ringan. Sebanyak 22 kepala keluarga terdampak. BPBD bersama warga melakukan perbaikan sementara dan pembersihan pohon tumbang. Kondisi telah kembali kondusif pada Rabu pagi.
Hujan lebat pada Selasa malam (18/11) menyebabkan banjir di Kota Tangerang Selatan, Banten. Sebanyak 11 kelurahan di 5 kecamatan tergenang air. Banjir berdampak pada 1.176 kepala keluarga dengan jumlah rumah terdampak yang sama.
BPBD setempat melakukan asesmen cepat serta membantu evakuasi barang-barang berharga milik warga. Kondisi air dilaporkan mulai surut pada Rabu pagi.
Di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, tanah bergerak terjadi pada Selasa malam (18/11) di Desa Ciakar, Kecamatan Cipaku. Retakan tanah memicu kekhawatiran longsor susulan. Setidaknya 11 kepala keluarga (35 jiwa) mengungsi ke rumah kerabat.
Pemerintah Kabupaten Ciamis menetapkan Status Siaga Darurat hingga April 2026. Pemantauan terhadap aktivitas pergerakan tanah terus dilakukan.
BNPB juga mencatat perkembangan dari beberapa kejadian sebelumnya, banjir di Cilacap kini berdampak pada 2.067 kepala keluarga (4.568 jiwa). Sebanyak 340 kepala keluarga (950 jiwa) mengungsi. Posko dapur umum di Balai Desa Sidamulya telah beroperasi. Tanah longsor di Desa Cebeunyi, Majenang, Cilacap mengakibatkan 19 warga meninggal dan 4 orang masih dalam pencarian. Operasi SAR terus dilakukan.
Longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, menyebabkan 2 korban jiwa dan 26 orang masih hilang. Tebing yang labil dan potensi hujan tinggi membuat proses pencarian berlangsung dengan kewaspadaan tinggi. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau tercatat telah menghanguskan 2.296,05 hektare lahan sejak 1 Januari hingga 18 November 2025. Tim gabungan tetap melakukan patroli untuk mencegah titik api baru.
BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD di berbagai daerah guna memastikan penanganan darurat berjalan optimal. Masyarakat diimbau tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, tanah bergerak, dan longsor, terutama di wilayah yang masih diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Mitigasi sederhana seperti membersihkan saluran air, menghindari lereng saat hujan, serta memantau peringatan dini dari BMKG dan BPBD setempat sangat penting untuk mengurangi risiko bencana.








