Indonesia Siapkan Gebrakan di INNOPROM 2026, Kemenperin Mantapkan Strategi Industri Nasional

0
56
Menteri Perindustrian
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat kesiapan nasional menjelang keikutsertaan Indonesia sebagai Partner Country pada Industrial International Exhibition (INNOPROM) 2026, pameran industri terbesar di Rusia. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah penyelenggaraan Business Dialogue Road to INNOPROM 2026 di Surabaya, yang mempertemukan pemangku kepentingan industri dalam negeri untuk memperkuat kolaborasi dan strategi nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa partisipasi Indonesia pada INNOPROM 2026 merupakan momentum penting untuk menampilkan kekuatan dan inovasi sektor industri nasional di panggung global.

“Partisipasi Indonesia sebagai Partner Country merupakan momentum penting untuk menampilkan kemampuan, inovasi, dan daya saing industri nasional di hadapan komunitas global. Kami ingin memastikan kehadiran Indonesia bukan hanya sebagai peserta, tetapi sebagai mitra strategis dengan visi yang jelas terhadap inovasi, keberlanjutan, dan pertumbuhan industri inklusif,” ujar Agus Gumiwang.

Sekretaris Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII), Syahroni Ahmad, menjelaskan bahwa INNOPROM menjadi pintu masuk penting bagi Indonesia untuk memperluas pasar sekaligus memperkuat kemitraan industri dengan Rusia dan negara-negara kawasan Commonwealth of Independent States (CIS).

“Sebagai Partner Country 2026, Indonesia akan memanfaatkan platform ini untuk mendorong kerja sama industri dan investasi, memperkuat hubungan business-to-business dan government-to-government, serta mempromosikan kemampuan teknologi dan kreativitas Indonesia,” kata Syahroni.

Syahroni menambahkan bahwa langkah ini sejalan dengan strategi nasional dalam mendorong hilirisasi dan peningkatan nilai tambah industri. Pada triwulan III/2025, ekspor manufaktur nonmigas Indonesia mencapai USD167,85 miliar, menyumbang 81% dari total ekspor nasional. Selain itu, sektor manufaktur nonmigas memberikan kontribusi 17,39% terhadap PDB nasional.

Berdasarkan indikator Manufacturing Value Added (MVA), Indonesia berada pada peringkat ke-13 dunia dan tertinggi di Asia Tenggara pada 2024, dengan nilai MVA mencapai USD265 miliar, atau dua kali lipat dari Thailand.

Hubungan ekonomi Indonesia dan Rusia menunjukkan potensi pertumbuhan yang semakin kuat. Nilai perdagangan kedua negara pada 2024 mencapai USD3,98 miliar, sementara total investasi Rusia di Indonesia berada pada USD262,8 juta.

“Terdapat peluang besar untuk ekspansi kerja sama pada sektor pangan dan pertanian, farmasi dan alat kesehatan, shipbuilding, chrysotile, pupuk, hingga industri metalurgi,” jelas Syahroni.

Indonesia juga mendorong percepatan penyelesaian Indonesia–Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (IEAEU-FTA) guna membuka ruang kerja sama industri yang lebih luas. “Kami berharap pada 2026, Indonesia tampil sebagai negara dengan visi yang kuat, strategi terarah, serta kesiapan sektor industri yang kompetitif dan berorientasi masa depan,” tambahnya.

Kemenperin mendorong seluruh pelaku industri untuk memanfaatkan rangkaian Business Dialogue secara maksimal guna memperkuat jejaring, menjajaki peluang investasi dan kerja sama, serta mempromosikan keunggulan industri dari berbagai daerah.

Partisipasi Indonesia sebagai Partner Country di INNOPROM 2026 diharapkan menjadi langkah besar dalam menegaskan posisi Indonesia sebagai negara industri yang inovatif, kompetitif, dan terintegrasi dalam rantai pasok industri global.