
(Vibizmedia – Surabaya) Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan bahwa penguatan bank mata nasional merupakan langkah strategis untuk menurunkan angka kebutaan akibat kerusakan kornea. Pernyataan tersebut ia ungkapkan saat menjadi pembicara kunci pada Surabaya Eye Bank Forum 2025 di Vasa Hotel Surabaya, Jawa Timur.
Ia menjelaskan bahwa ketersediaan donor kornea di Indonesia baru memenuhi sekitar separuh dari kebutuhan nasional sehingga masih diperlukan dukungan donor dari luar negeri. Kondisi ini, menurutnya, menjadikan penguatan bank mata sebagai upaya yang harus segera dilakukan.
Pratikno juga menyoroti bahwa kebutaan kornea tidak hanya berdampak pada kemampuan penglihatan, tetapi turut memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi para penderita beserta keluarganya. Karena itu, ia menilai peningkatan kapasitas bank mata harus mencakup aspek layanan, jejaring, serta kolaborasi lintas lembaga.
Ia menambahkan bahwa isu layanan bank mata tidak semata berkaitan dengan aspek medis, tetapi juga menyangkut dimensi sosial, budaya, dan literasi publik. Dalam konteks ini, ia menjelaskan perlunya kerja bersama, termasuk melalui pembentukan *joint task force* antara asosiasi bank mata dan Kemenko PMK.
Menko PMK tersebut berharap kerja kolaboratif ini dapat menghasilkan solusi yang lebih konkret, terutama terkait regulasi, pembiayaan, pengembangan tenaga kesehatan, riset, penyediaan infrastruktur penyimpanan jaringan, serta edukasi publik yang lebih luas.








