
(Vibizmedia-Nasional) Sejumlah wilayah di Sumatra dilanda bencana hidrometeorologi basah akibat cuaca ekstrem yang dipicu oleh bibit siklon tropis 95B. Banjir, banjir bandang, dan tanah longsor terjadi hampir bersamaan di Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat pada 24–26 November 2025. Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempercepat penanganan darurat dengan mengerahkan tim, peralatan, hingga bantuan kebutuhan dasar bagi warga terdampak.
Empat wilayah—Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan—mengalami kerusakan cukup berat akibat banjir dan longsor. Sejumlah akses jalan utama dilaporkan terputus, termasuk jalur Sibolga–Tapanuli Tengah–Tapanuli Selatan dan jalan menuju Tarutung.
Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto mengungkapkan bahwa BNPB telah mengirim tim dipimpin Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi melalui Bandara Silangit. Tim membawa bantuan kebutuhan dasar sekaligus melakukan pendataan dan koordinasi dengan BPBD dan aparat daerah.
“Terdapat banyak titik jalan terputus. Pembukaan akses menjadi prioritas dan diupayakan selesai dalam satu hingga dua hari,” ujar Suharyanto, Rabu (26/11).
BNPB juga menyiapkan helikopter Airbus untuk evakuasi serta pesawat Caravan untuk mendukung operasi modifikasi cuaca (OMC) guna mengurangi curah hujan ekstrem.
Di Provinsi Sumatera Barat, hujan ekstrem yang terjadi selama empat hari berturut-turut menyebabkan banjir dan longsor di hampir seluruh kabupaten/kota. Dampak terparah terjadi di Padang Pariaman dan Pesisir Selatan.
Sekretaris Utama BNPB, Dr. Rustian, meninjau langsung lokasi terdampak dan menyerahkan bantuan darurat kepada pemerintah daerah setempat. Bantuan untuk Padang Pariaman mencakup:
– 100 paket alat kebersihan
– 30 hygiene kit
– 150 family kit
– 200 paket makanan siap saji
– 200 paket sembako
– Sementara untuk Pesisir Selatan:
– 100 kasur lipat
– 100 selimut
– 100 family kit
– 2 tenda pengungsi
– 50 tenda keluarga
– 200 paket sembako
Rustian menyebut infrastruktur yang rusak meliputi jalan putus sepanjang 200 meter, jembatan ambruk, sekolah rusak, serta sejumlah masjid dan musala terdampak banjir dan longsor.
“Cuaca sangat ekstrem sehingga menyebabkan banyak warga mengungsi dan kerusakan infrastruktur di 13 kabupaten/kota,” ujarnya saat meninjau Padang Pariaman.
BNPB juga mempertimbangkan pelaksanaan OMC untuk mengalihkan potensi hujan ekstrem agar tidak jatuh di wilayah pemukiman.
Kepala BNPB menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto memantau perkembangan bencana di Sumatra secara intensif. BNPB diminta memastikan seluruh upaya penanganan darurat berjalan cepat, terkoordinasi, dan memprioritaskan keselamatan warga.
Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan terus melakukan evakuasi, penyaluran logistik, pembukaan akses jalan, dan pendirian pos pengungsian.
Kondisi Terkini
– Ratusan rumah rusak, puluhan fasilitas publik terdampak.
– 776 kepala keluarga tercatat terdampak di sebagian wilayah (data perkiraan sementara).
– Puluhan titik longsor masih dalam tahap pembersihan.
– Sejumlah wilayah masih berpotensi diguyur hujan lebat dalam dua hari ke depan.
BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap cuaca ekstrem, khususnya masyarakat di daerah bantaran sungai, lereng bukit, dan kawasan rawan longsor.








