Kemenperin Dorong Daya Saing Industri Keramik Lewat Strategi Baru Industrialisasi Nasional

0
89
Industri keramik
Ilustrasi industri keramik. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian menegaskan arah kebijakan baru untuk memperkuat daya saing industri nasional melalui Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai kerangka pembangunan jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045. Strategi ini menekankan empat pilar utama: hilirisasi, pengembangan ekosistem industri, penguasaan teknologi, dan penerapan prinsip keberlanjutan.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Muhammad Taufik, yang hadir mewakili Kepala BSKJI, Emmy Suryandari, dalam acara Temu Usaha Industri (TUI) 2025 yang digelar Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) di Bandung, Selasa (25/11).

Dalam sambutannya, Taufik menegaskan bahwa SBIN merupakan pedoman besar yang mengarahkan pembangunan industri nasional secara produktif, efisien, dan berkelanjutan—termasuk sektor keramik.

“SBIN memberi arah yang jelas bagi pembangunan industri dalam jangka panjang. Melalui strategi ini, peningkatan kualitas dan daya saing industri keramik dapat dicapai secara terukur karena dibangun di atas empat pilar yang saling terintegrasi, terutama pemanfaatan teknologi dan standardisasi,” ujarnya.

Ia menambahkan, pada kuartal I-2025 sektor manufaktur berkontribusi 17,50% terhadap PDB, dengan surplus ekspor sebesar USD 10,4 miliar, menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan industri ke depan.

Industri keramik nasional juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kapasitas produksi terpasang saat ini telah mencapai 625 juta meter persegi, sementara tingkat utilisasi meningkat menjadi 75% pada kuartal I 2025, naik dari 60% pada awal 2024.

Menurut Taufik, transformasi teknologi menjadi kunci utama agar pelaku industri, terutama IKM keramik, dapat meningkatkan daya saing.

“Pemanfaatan teknologi, efisiensi, prinsip industri berkelanjutan, serta pemenuhan SNI adalah langkah strategis agar IKM keramik dapat mengambil peran lebih besar di pasar nasional dan global,” tegasnya.

Lebih lanjut, Taufik menegaskan komitmen BSKJI dalam memperkuat ekosistem industri berbasis standardisasi dan pengembangan kompetensi.

“Kami memastikan industri memiliki akses terhadap layanan pengujian, sertifikasi, peningkatan kapasitas SDM, serta transfer teknologi. Ini menjadi fondasi agar industri keramik terus tumbuh berkelanjutan,” ujarnya.

Kepala BBSPJIKMN, Azhar Fitri, turut menegaskan kesiapan pihaknya mendukung penguatan industri melalui layanan standardisasi, pengujian, kalibrasi, sertifikasi, dan dukungan teknologi.

Acara ini juga menghadirkan pemaparan dari berbagai narasumber, di antaranya Kementerian Perindustrian, Disperindag Jawa Barat, Politeknik Negeri Semarang, PT Pertamina Lubricant, BRI Insurance, BSN, dan DPP Real Estate Indonesia.

Secara daring, Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan membahas pentingnya peningkatan daya saing industri halal Indonesia agar mampu bersaing di tingkat nasional dan global.

Dalam kegiatan tersebut dilakukan pula penandatanganan nota kesepahaman antara BBSPJIKMN dengan PT Gama Abhirama Solusindo serta AB Pottery, sebagai langkah memperkuat kolaborasi dalam pengembangan industri keramik nasional.