PMI Manufaktur Sentuh Level Tertinggi Sejak Februari, Sektor Industri Kian Solid di Akhir 2025

0
60
Manufaktur Indonesia
Ilustrasi Industri Manufaktur. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Sektor manufaktur Indonesia menunjukkan penguatan signifikan memasuki akhir tahun 2025. Aktivitas industri berada dalam tren ekspansif seiring meningkatnya permintaan domestik, sebuah sinyal positif bagi momentum pemulihan ekonomi nasional.

Laporan S&P Global mencatat PMI Manufaktur Indonesia mencapai 53,3 pada November 2025, naik dari 51,2 pada bulan sebelumnya. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari dan menandakan kondisi operasional manufaktur yang semakin kuat.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyambut baik capaian tersebut namun menegaskan bahwa pemerintah tetap mengacu pada Indeks Kepercayaan Industri (IKI) sebagai indikator utama dalam penyusunan kebijakan.

“Capaian ini meningkatkan semangat kami, meskipun hasil survey PMI bukan dasar kami dalam menentukan kebijakan. Kami tetap mengacu pada IKI karena indikator tersebut lebih presisi dalam merekam dinamika subsektor dan sentimen pelaku industri,” ujar Agus di Jakarta, Senin (1/12).

S&P Global melaporkan bahwa kenaikan PMI didorong terutama oleh lonjakan pesanan baru, yang menyentuh level tertinggi dalam 27 bulan terakhir. Permintaan domestik menjadi pendorong utama, sementara permintaan ekspor justru mengalami kontraksi cukup tajam.

Kondisi tersebut mendorong pelaku industri:

– Meningkatkan output produksi setelah periode stagnasi,

– Memperbesar stok barang jadi untuk mengantisipasi permintaan lanjutan,

– Serta meningkatkan pembelian bahan baku guna menjaga kesiapan rantai pasok.

Akumulasi pekerjaan di pabrik juga meningkat signifikan, menjadi yang tertinggi dalam lebih dari empat tahun. Meski pertumbuhan tenaga kerja melambat dibanding bulan sebelumnya, perusahaan tetap melakukan rekrutmen untuk menjaga kapasitas produksi.

“Di tengah perlambatan sejumlah pasar ekspor utama, permintaan domestik kembali menjadi jangkar pertumbuhan. Industri kita bergerak adaptif,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita.

Kementerian Perindustrian menegaskan komitmen memperkuat struktur industri melalui:

– Peningkatan efisiensi dan integrasi rantai pasok berbasis bahan baku lokal,

– Pengembangan tenaga kerja terampil melalui program kompetensi,

– serta percepatan transformasi menuju manufaktur hijau dan inovasi proses.

Upaya tersebut dinilai penting untuk menjaga daya saing industri nasional dalam jangka panjang.

Secara regional, PMI manufaktur ASEAN juga menunjukkan perbaikan, naik dari 52,7 pada Oktober menjadi 53,0 pada November 2025. Indonesia (53,3) berada di zona ekspansif bersama:

– Thailand (56,8)

– Vietnam (53,8)

– Myanmar (51,4)

– Malaysia (50,1)

Sejumlah negara besar seperti India (59,2), Amerika Serikat (52,5), Australia (51,6), dan China (50,6) juga mencatat ekspansi, mencerminkan stabilnya aktivitas industri global meski dengan kecepatan pemulihan yang tidak merata.

Kemenperin menegaskan akan terus memantau perkembangan indikator industri sebagai bahan masukan kebijakan.

“Kami yakin sektor manufaktur tetap menjadi andalan perekonomian nasional. Prioritas kami menjaga iklim usaha yang sehat, mendorong nilai tambah, dan mengawal transformasi industri yang berkelanjutan,” ungkap Agus Gumiwang.