
(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mempercepat transformasi industri nasional di tengah dinamika ekonomi global melalui penguatan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan adaptif. Langkah ini menjadi pondasi utama dalam mendorong industrialisasi Indonesia yang lebih modern, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa Kemenperin telah menyusun Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai arah percepatan transformasi manufaktur. “Seluruh strategi tersebut bertumpu pada kekuatan SDM industri. Dengan SDM yang kompeten dan adaptif, Indonesia akan mampu mengakselerasi transformasi industrinya menuju negara maju dengan daya saing tinggi,” ujar Menperin, Rabu (3/12).
Simposium LeMMI 4.0 Jadi Momentum Penguatan Lean Manufacturing
Sebagai implementasi strategi tersebut, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) bekerja sama dengan METI Jepang dan AOTS menyelenggarakan Simposium LeMMI 4.0 bertema:
“Accelerating Lean Manufacturing Excellence across Indonesia’s Key Industries — Empowering Automotive and Beyond through LeMMI 4.0”
Acara yang digelar Senin (1/12) ini menjadi puncak pelaksanaan program Lean Monozukuri for Making Indonesia 4.0 (LeMMI 4.0).
Kepala BPSDMI Doddy Rahadi mengatakan bahwa simposium tersebut menjadi ajang penting untuk mengevaluasi sekaligus meninjau praktik terbaik Lean Manufacturing berbasis digital yang telah diterapkan di berbagai sektor industri manufaktur.
“Selama empat tahun, LeMMI 4.0 telah memberikan dampak signifikan dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja industri, terutama dalam penerapan proses produksi ramping dan teknologi otomasi,” jelasnya.
Menuju Fase Baru Implementasi Lean Monozukuri
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri, Sidik Herman, menegaskan bahwa simposium ini menandai “gerbang menuju fase baru” untuk memperluas implementasi Lean Monozukuri di sektor industri Indonesia.
“Kami berharap metodologi, praktik baik, dan model pendampingan teknis yang dibangun bersama Jepang dapat terus diperluas dan diadaptasi oleh lebih banyak sektor industri nasional,” ujarnya.
Hingga 2025, program LeMMI 4.0 telah melibatkan 202 peserta dari 131 perusahaan manufaktur, dengan fokus pelatihan meliputi:
– Lean Manufacturing
– Lean Monozukuri
– Smart maintenance berbasis IoT
– Penerapan otomasi industri secara bertahap dan berkelanjutan
Apresiasi dari Jepang
Director of Asia and Pacific Division, Trade Policy Bureau METI Jepang, Hata Yumiko, memberikan apresiasi terhadap keberhasilan implementasi LeMMI 4.0.
“Setiap peserta LeMMI 4.0 bukan hanya peserta pelatihan, tetapi penggerak perubahan dan simbol kerja sama strategis Jepang–Indonesia,” ujarnya.
Perwakilan AOTS Jepang, Saito Kazuko, juga berharap agar program ini terus berkelanjutan dan dapat menjadi program mandiri di Indonesia. “Kami berharap LeMMI 4.0 semakin mengakar dan mampu berjalan secara mandiri di masa mendatang,” katanya.








