(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah mengerahkan 310 personel untuk mendukung penanganan bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Tim yang terdiri dari unsur Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Cipta Karya tersebut melakukan respons cepat, inspeksi kerusakan infrastruktur, serta membantu penanganan darurat yang dipimpin BNPB.
Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan seluruh lembaga pemerintah untuk bergerak cepat dalam menangani dampak bencana di wilayah Sumatera.
Hasil inspeksi lapangan hingga 1 Desember 2025 mencatat bahwa di Aceh terdapat 14 jembatan yang roboh atau terputus akibat banjir bandang dan longsor. Kerusakan terjadi terutama karena tingginya debit air dan tergerusnya oprit jembatan, sehingga mengganggu mobilitas warga, distribusi logistik, hingga pelayanan darurat.
BPJN Aceh melaporkan kerusakan berupa runtuhan struktur, oprit tergerus, dan jembatan terseret arus. Beberapa jembatan yang terdampak antara lain Jembatan Weihni Rongka, Oprit Jembatan Krueng Beutong, Jembatan Krueng Meureudu, Jembatan Teupin Mane, Jembatan Kuta Blang, Jembatan Jamur Ujung, Jembatan Lawe Penanggalan, Jembatan Timang Gajah, Jembatan Jerata, Jembatan Pelang, Jembatan Titi Merah, serta tiga lokasi lain yang masih diverifikasi tim teknis.
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan bahwa kesiapan sumber daya menjadi faktor vital dalam penanganan bencana. “Kami memastikan peralatan dari balai-balai teknis siap digerakkan kapan saja, termasuk untuk membuka akses dan membantu evakuasi,” ujarnya.
Salah satu infrastruktur strategis yang terdampak adalah Jembatan Krueng Tingkeum di Lintas Timur Aceh—jalur penting penghubung antardaerah. Beberapa ruas jalan nasional juga terputus, seperti Batas Sumut–Aceh, Banda Aceh–Lhokseumawe–Langsa–Aceh Tamiang, Gayo Lues, Bireuen–Takengon, serta Subulussalam–Tapaktuan.
Sebagai langkah darurat, Kementerian PU mulai memasang Jembatan Bailey di lokasi prioritas untuk memulihkan akses sementara. Upaya lainnya meliputi pemadatan dan penguatan oprit, pemasangan bronjong dan perlindungan tebing, pembersihan sungai, penanganan material banjir, normalisasi alur air, serta pengoperasian alat berat untuk membuka jalan yang tertimbun longsor.









