RI–Jepang Bersinergi Percepat Transformasi Digital Industri Nasional

0
32
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya pada acara Peresmian Gedung Perkantoran Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Sidoarjo, Selasa (4/11). (Foto: Kemenperin)

(Vibizmedia – Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin memperkuat upaya transformasi industri nasional di tengah tekanan ekonomi global, melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan adaptif. Komitmen ini menjadi fondasi penting untuk mendorong industrialisasi Indonesia — menjadikannya lebih modern, tangguh, dan berdaya saing tinggi.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa Kemenperin telah merumuskan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai arah besar dalam percepatan transformasi sektor manufaktur. “Semua strategi itu bertumpu pada kekuatan SDM industri. Dengan tenaga kerja yang kompeten dan adaptif, Indonesia mampu mempercepat transformasi industrinya menuju negara maju dengan daya saing tinggi,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (3/12).

Sebagai wujud nyata dari visi tersebut, Kemenperin — melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) — menggandeng Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang dan The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS) dalam penyelenggaraan simposium LeMMI 4.0 Symposium pada Senin (1/12). Tema kegiatan ini adalah “Accelerating Lean Manufacturing Excellence across Indonesia’s Key Industries — Empowering Automotive and Beyond through LeMMI 4.0”.

“Kegiatan ini menjadi puncak program Pelatihan Lean Monozukuri for Making Indonesia 4.0 (LeMMI 4.0) sekaligus momentum penting untuk mengevaluasi praktik terbaik Lean Manufacturing berbasis digital yang telah diterapkan di berbagai sektor manufaktur di Indonesia,” kata Kepala BPSDMI, Doddy Rahadi.

Selama empat tahun berjalan, program LeMMI 4.0 telah memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kompetensi tenaga kerja industri — khususnya dalam mengimplementasikan proses produksi ramping dan teknologi otomasi. “Program ini menunjukkan komitmen perusahaan nasional dalam menyiapkan talenta internal sebagai motor utama transformasi digital,” tegas Doddy.

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri, Sidik Herman, menekankan bahwa simposium ini bukan sekadar refleksi capaian masa lalu, melainkan “gerbang menuju fase baru” dalam memperluas implementasi Lean Monozukuri di banyak sektor industri nasional ke depan.

Hingga kini, LeMMI 4.0 telah melibatkan 202 peserta dari 131 perusahaan manufaktur — dengan fokus pada peningkatan kompetensi meliputi Lean Manufacturing, Lean Monozukuri, pemeliharaan cerdas (smart maintenance) berbasis IoT, serta penerapan otomasi industri secara bertahap dan berkelanjutan.

Kehadiran perwakilan METI Jepang, Hata Yumiko, selaku Director Asia and Pacific Division, Trade Policy Bureau, memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan implementasi LeMMI 4.0 di Indonesia. “Setiap peserta LeMMI 4.0 bukan sekadar penerima pelatihan, melainkan kristalisasi dari kerja sama strategis Jepang–Indonesia — sekaligus penggerak perubahan bagi masa depan industri manufaktur Indonesia,” ujar Hata Yumiko.

Perwakilan AOTS Jepang, Saito Kazuko, menambahkan harapannya agar program ini terus berkelanjutan. “Kami berharap LeMMI 4.0 bisa berjalan secara mandiri dan semakin mengakar di Indonesia,” ujarnya.