Indonesia Perkuat Pendidikan Vokasi untuk Dorong Daya Saing Industri Global

0
51
Vokasi
Ilustrasi pelatihan vokasi. FOTO: PEMPROV JATENG

(Vibizmedia-Nasional) Pemerintah terus memperkuat pendidikan vokasi sebagai strategi utama dalam membangun industri nasional yang bernilai tambah tinggi, berkelanjutan, dan mampu bersaing di tingkat global. Kebijakan ini selaras dengan arah Asta Cita pemerintah serta Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) yang menekankan pentingnya inovasi teknologi, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), dan transformasi industri berbasis keberlanjutan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa pendidikan vokasi merupakan investasi penting bagi masa depan industri Indonesia. “Dengan SDM yang kompeten dan unggul, industri kita akan tumbuh lebih produktif, resilien, dan berdaya saing global,” ujarnya, Selasa (9/12).

Vokasi Go Global

Dalam upaya memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok dunia, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong agenda “vokasi go global”. Program ini menekankan pentingnya standar kompetensi internasional, literasi teknologi maju, serta kemampuan adaptif terhadap dinamika pasar global.

Melalui agenda ini, Kemenperin memperkuat kurikulum vokasi berbasis standar industri global, memperluas penerapan sertifikasi profesi internasional, serta membangun kemitraan strategis dengan berbagai industri mancanegara. Pemerintah juga memfasilitasi mobilitas tenaga kerja terampil untuk menghadapi kebutuhan industri global di sektor seperti semikonduktor, kecerdasan buatan, otomasi, energi hijau, dan manufaktur berkelanjutan.

Selain itu, lulusan vokasi didorong membangun jejaring alumni berskala internasional guna membuka peluang kerja dan kolaborasi bisnis lintas negara.

Kebutuhan SDM untuk Masa Depan

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Doddy Rahadi menuturkan bahwa penguatan vokasi merupakan bagian penting dari SBIN. Menurutnya, sektor-sektor prioritas nasional kini membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan baru yang relevan dengan teknologi mutakhir.

“Pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi tidak mungkin dicapai jika SDM masih seperti dahulu. SDM harus produktif, terampil, kompeten, dan berorientasi global,” ujar Doddy.

Ia menegaskan bahwa pendidikan vokasi Indonesia harus berperan dalam ekosistem industri global, bukan hanya penyedia tenaga kerja domestik.

Komitmen tersebut ditunjukkan melalui wisuda serentak Kemenperin yang melepas 2.993 lulusan dari 11 politeknik dan 2 akademi komunitas. Para lulusan dibekali kompetensi teknis, sertifikasi profesional, kemampuan bahasa, dan pemahaman budaya kerja internasional untuk memastikan daya saing mereka di pasar global.

SMK-SMTI Yogyakarta Jadi Model Pendidikan Vokasi Modern

Salah satu satuan pendidikan vokasi yang menjadi contoh penerapan kebijakan tersebut adalah SMK-SMTI Yogyakarta. Unit pendidikan ini menerapkan model dual system dengan porsi praktik mencapai 70 persen, serta mengadopsi kurikulum berstandar internasional.

SMK-SMTI Yogyakarta, yang terakreditasi A dan tersertifikasi ISO 9001:2015, memadukan pembelajaran berbasis proyek, keterampilan teknis, dan karakter kerja. Sekolah ini dilengkapi 19 laboratorium praktik, 5 laboratorium komputer, koneksi internet 500 Mbps, serta daya listrik 250.000 watt untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi.

Untuk memperkuat kompetensi global siswa, sekolah menerapkan sertifikasi internasional seperti Vapro (Belanda) dan Siemens (Jerman), serta sertifikasi nasional oleh BNSP dan kemampuan bahasa Inggris melalui TOEIC.

Pendidikan vokasi di SMK-SMTI Yogyakarta berlangsung selama tiga tahun, dengan empat semester pembelajaran di sekolah dan dua semester magang industri. Konsentrasi keahlian yang ditawarkan mencakup Teknik Kimia Industri, Kimia Analisis, dan Teknik Mekatronika—seluruhnya sesuai kebutuhan industri berbasis teknologi dan otomatisasi.

Setiap tahun, mayoritas lulusan terserap industri, sementara lainnya melanjutkan studi atau membangun usaha sendiri.

Kerja Sama dengan Industri Besar

Untuk memperkuat relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia industri, SMK-SMTI Yogyakarta menjalin kerja sama dengan PT Krakatau Posco melalui program pembinaan dan pengembangan pendidikan sistem ganda pada kelas teknologi industri baja. Kerja sama ini berlangsung sejak 2023 hingga 2028.

Komitmen Membangun SDM Industri Unggul

Kemenperin menegaskan akan terus memperkuat ekosistem pendidikan vokasi melalui modernisasi kurikulum, pelatihan instruktur, pengadaan teknologi pembelajaran, hingga perluasan jejaring global. Langkah-langkah ini diharapkan mampu menciptakan SDM industri yang adaptif terhadap disrupsi teknologi dan mendukung daya saing industri nasional di panggung internasional.

“Peningkatan kompetensi SDM adalah fondasi transformasi ekonomi nasional. Kemenperin akan terus memperkuat pendidikan vokasi yang mampu melahirkan tenaga terampil sesuai kebutuhan industri modern, termasuk era industri 4.0,” tutup Doddy.