BNPB Perbarui Data Banjir dan Longsor: Korban Meninggal Jadi 964 Jiwa, Pengungsi Direvisi 894 Ribu

0
200
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin) BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan data terbaru penanganan banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi, Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat dalam konferensi pers di Pusat Informasi dan Media Center Penanggulangan Bencana Kemkomdigi, Banda Aceh, Senin (8/12/2025). (Foto : Kemkomdigi)

(Vibizmedia – Banda Aceh) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, memaparkan data terbaru penanganan banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Informasi ini disampaikan dalam konferensi pers di Pusat Informasi dan Media Center Penanggulangan Bencana Kemkomdigi, Banda Aceh, Senin (8/12/2025) sore.

Abdul Muhari menegaskan bahwa proses pemutakhiran data akan terus berjalan hingga masa tanggap darurat berakhir. “Setelah 19 Desember 2025, kami akan kembali memperbarui situasi dan langkah penanganan, dengan fokus pendalaman untuk Provinsi Aceh,” ujarnya.

BNPB melaporkan adanya penambahan tiga jenazah yang ditemukan dalam operasi pencarian pada Senin (8/12/2025). Dengan temuan ini, jumlah korban meninggal yang sebelumnya tercatat 961 jiwa kini meningkat menjadi 964 jiwa di tiga provinsi terdampak. Abdul Muhari menegaskan bahwa angka tersebut masih dapat berubah mengikuti pendataan kabupaten/kota.

Di sisi lain, jumlah korban hilang menunjukkan penurunan signifikan. Dari sebelumnya 293 jiwa, kini tersisa 264 jiwa berdasarkan data 8 Desember 2025. Penurunan ini diperoleh setelah proses verifikasi dan pencocokan data di posko pencarian.

Perubahan juga terjadi pada data pengungsi. Dari yang sempat mencapai 1.057.482 jiwa, angka tersebut kini direvisi menjadi 894.101 jiwa, dengan penurunan terbesar berasal dari Kabupaten Aceh Utara.

Pemutakhiran Data di Lapangan

Untuk memastikan akurasi, BNPB menurunkan enumerator yang bekerja bersama BPS dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) guna memperbaiki data terpilah di sembilan kabupaten/kota dengan jumlah pengungsi terbesar. Data terperinci ini nantinya akan membagi pengungsi berdasarkan jenis kelamin, usia, dan kelompok rentan agar kebutuhan logistik dapat dipetakan secara lebih tepat. “Kami harap dalam tiga hari data terpilah ini sudah siap digunakan sebagai dasar distribusi logistik, baik makanan maupun nonmakanan,” kata Abdul Muhari.

BNPB juga mengoreksi sejumlah laporan korban meninggal di dua kabupaten. Setelah penelusuran lebih lanjut, ditemukan bahwa beberapa jenazah yang dilaporkan sebagai korban bencana ternyata merupakan jasad dari pemakaman lama yang ikut tergerus banjir. “Data seperti ini harus dikeluarkan agar gambaran situasi menjadi akurat,” ujarnya.

Di tengah proses verifikasi data, Abdul Muhari memastikan bahwa distribusi logistik tetap berjalan dengan dukungan pemerintah daerah, Satgas Daerah, BPBD, serta tim nasional, terutama ke wilayah-wilayah yang terdampak paling parah dan sulit dijangkau.