Pemprov DKI Serap Hasil Pertanian Aceh, Jaga Pasokan Pangan Nataru

0
40
Produksi Aceh
Produksi padi di Aceh. FOTO: PEMPROV ACEH

(Vibizmedia-Nasional) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyerap hasil bumi atau produk pertanian dari sejumlah daerah di Sumatra yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor, khususnya dari Provinsi Aceh. Penyerapan tersebut dilakukan melalui Perumda Pasar Jaya dan telah terdistribusi dengan baik ke pasar-pasar di bawah pengawasannya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengatakan langkah ini dilakukan sekaligus untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas pasokan pangan menjelang periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

“Melalui Perumda Pasar Jaya, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk menampung hasil panen berikutnya dari berbagai wilayah terdampak bencana,” ujar Rano.

Ia menjelaskan, secara umum harga pangan di Jakarta terpantau relatif stabil, meskipun terdapat kenaikan pada beberapa komoditas seperti ayam dan telur. Ke depan, Pemprov DKI juga mendorong kerja sama berkelanjutan melalui skema contract farming dengan Aceh agar pasokan pangan ke Jakarta semakin terjamin.

Menurut Rano, langkah tersebut diharapkan tidak hanya menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di Jakarta, tetapi juga mendukung pemulihan ekonomi dan kesejahteraan petani di daerah terdampak bencana.

“Ini merupakan bentuk kepedulian Jakarta dalam membantu, mendukung, dan memberdayakan petani Aceh serta wilayah lain di Sumatra,” katanya.

Rano menambahkan, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, antara lain melalui pemantauan rutin ketersediaan dan harga pangan, pelaksanaan bazar dan pasar murah keliling, distribusi pangan bersubsidi bagi masyarakat tertentu, serta penguatan urban farming.

Selain itu, pengawasan keamanan pangan terpadu terus digencarkan, disertai peningkatan kapasitas gudang BUMD pangan. Pemprov DKI juga bersinergi dengan pemerintah pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), serta menjalin kerja sama antardaerah guna mengendalikan inflasi.

Sementara itu, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan, menjelaskan bahwa cabai asal Aceh dijual dengan harga di bawah pasaran. Cabai tersebut dibanderol Rp40.000 per kilogram, lebih rendah dibandingkan harga pasar yang berkisar Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram.

“Cabai asal Aceh ini didistribusikan ke seluruh gerai Pasar Jaya di Jakarta dengan kualitas yang telah melalui pengawasan ketat keamanan pangan,” ujar Agus.