(Vibizmedia – Nasional) Istana Kepresidenan Republik Indonesia akan menampilkan karya-karya seni terbaik dalam pameran bertajuk 17/71 “GORESAN JUANG KEMERDEKAAN”.
Pameran yang merupakan bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke – 71 ini, akan menampilkan sebanyak 28 lukisan, terpilih hasil karya 21 pelukis dari sekitar 100 koleksi foto-foto kepresidenan
Sejumlah lukisan fenomenal tersebut merupakan hasil karya Raden Saleh, Affandi, S. Sudjojono, Basoeki Abdullah dan Dullah dengan kurator pameran adalah Rizki A. Zaelani dan Mikke Susanto.
Untuk pertama kalinya, masyarakat luas akan dapat menikmati keindahan karya seni terbaik pada era Presiden Soekarno yang selama ini menghiasi istana di seluruh Indonesia. Selain itu, masyarakat juga dapat menikmati lukisan karya Presiden Soekarno sendiri yang berjudul Rini yang dilukisnya pada 1958.
Lokasi – lokasi pameran tersebut terdiri dari Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Negara dan Istana Merdeka, Istana Bogor, Istana Cipanas, Istana Yogyakarta dan Istana Tampaksiring – Bali. Tersimpan lebih dari 3.000 lukisan yang telah melalui proses kuratorial pada 2009 – 2010, diantara koleksi tersebut banyak karya legendaris yang merupakan bagian dari tonggak sejarah, tidak hanya kesenian, melainkan juga Republik Indonesia.
Istana yang juga milik rakyat ini, menjadi indah jika masyarakat luas juga sesekali dapat menikmati koleksi karya seni terbaiik melalui pameran yang terbuka untuk umum, ungkap Presiden Joko Widodo menyambut baik penyelenggaraan pameran ini.
Presiden sampaikan karya cipta yang bernilai begitu tinggi harus dilestarikan sehingga lukisan-lukisan tersebut tetap abadi serta bisa disajikan di hadapan publik seluruh dunia
Daftar koleksi lukisan Istana Kepresidenan yang akan ditampilkan adalah sebagai berikut :
- Affandi, Laskar Rakyat Mengatur Siasat, 1946
- Affandi, Potret H.O.S. Tjokroaminoto, 1946
- Basoeki Abdullah, Pangeran Diponegoro Memimpin Perang, 1949
- Dullah, Persiapan Gerilya, 1949
- Harijadi Sumadidjaja, Awan Berarak Jalan Bersimpang, 1955
- Harijadi Sumadidjaja, Biografi II di Malioboro, 1949
- Henk Ngantung, Memanah, 1943 (reproduksi orisinal oleh Haris Purnomo)
- Kartono Yudhokusumo, Pertempuran di Pengok, 1949
- Raden Saleh, Penangkapan Pangeran Diponegoro, 1857
- S.Sudjojono, Di Depan Kelambu Terbuka, 1939
- S. Sudjojono, Kawan-kawan Revolusi, 1947.
- S. Sudjojono, Markas Laskar di Bekas Gudang Beras Tjikampek, 1964
- S. Sudjojono, Mengungsi, 1950
- S. Sudjojono. Sekko (Perintis Gerilya), 1949
- Sudjono Abdullah, Diponegoro, 1947
- Trubus Sudarsono, Potret R.A. Kartini, 1946/7
- Gambiranom Suhardi, Potret Jenderal Sudirman, 1956
- Soerono, Ketoprak, 1950
- Ir. Sukarno, Rini, 1958
- Lee Man-Fong, Margasatwa dan Puspita Nusantara, 1961
- Rudolf Bonnet, Penari-penari Bali sedang Berhias, 1954
- Hendra Gunawan, Kerokan, 1955
- Diego Rivera, Gadis Melayu dengan Bunga, 1955
- Miguel Covarrubias, Empat Gadis Bali dengan Sajen, sekitar 1933-1936
- Walter Spies, Kehidupan di Borobudur di Abad ke-9, 1930
- Ida Bagus Made Nadera, Fadjar Menjinsing, 1949
- Srihadi Soedarsono, Tara, 1977
- Mahjuddin, Pantai Karang Bolong, tahun tak terlacak (sekitar 1950an)
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela









