(Vibizmedia – Nasional) Sebagai peran dunia untuk merumuskan pembangunan perkotaan dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia turut berperan penting dalam kegiatan tersebut khususnya perumusan Zero Draft New Urban Agenda.
PrepCom3 merupakan pertemuan persiapan terakhir dalam merumuskan kesepakatan dalam perumusan New Urban Agenda yang hasilnya akan dibawa pada konferensi utama Habitat III di Quito, Ekuador pada 17-20 Oktober 2016 mendatang.
Bertempat di Surabaya pada 25-27 Juli 2016, yang dihadiri 153 negara dengan total peserta sebanyak 4.400 PrepCom3 for United Nation (UN) Habitat III bersama-sama merumuskan agenda perkotaan 20 tahun kedepan.
Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dwityo A Soeranto mengatakan bahwa urbanisasi tidak selalu dilihat sebagai masalah, tetapi juga peluang.
Dalam pembahasan tersebut, Indonesia memberikan beberapa masukan berdasarkan pengalaman yang dimiliki dalam pembangunan perkotaan, yang tidak dimiliki negara lain seperti Kampung Improvement Program di Surabaya dan juga Pontianak.
Program mempertahankan kampung supaya tetap bersih dan sehat dan juga penataan kawasan kenjeran yang dulu kumuh ditata dengan memiliki sanitasi yang baik, bangunan yang dibuat lebih sehat serta jalan setapak yang dibuat lebih lebar dan tidak becek lagi, ungkap Dwityo, Senin (25/7).
Selain itu, dalam mempersiapkan New Urban Agenda, yang akan di adopsi dalam perkotaan dunia tersebut, ada 3 hal penting yang perlu disiapkan yaitu perencanaan perkotaan (urban planning), tata kelola perkotaan (urban governance) dan pendanaan perkotaan (urban financing).
Pemerintah melalui Kementerian PUPR memiliki target nasional 100-0-100 yang tercantum dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 yaitu target 100% akses air minum aman, 0% kawasan permukiman kumuh dan 100% akses sanitasi layak.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela









