Menyikapi Pembangunan Dengan Etos Kerja Tinggi, Pesan Presiden di Hari Ulang Tahun Kadin Ke-50

0
669
(Vibizmedia-Jakarta) Presiden Joko Widodo berpesan pada para ketua dan anggota untuk menyikapi tujuan pembangunan dengan etos kerja tinggi saat menghadiri acara peringatan hari ulang tahun ke-50 Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang dihelat di Grand Ballroom, Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Senin, (24/9).
Dalam acara bertema “Malam Perjalanan Emas Kadin Indonesia” ini, Kadin Indonesia memberikan penghargaan kepada Presiden Jokowi sebagai “Tokoh Pemerataan Pembangunan Indonesia”.
Kadin menilai Presiden Jokowi memberikan kontribusi besar dalam mendorong pemerataan pembangunan terutama di wilayah Indonesia Timur. Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani secara langsung menyerahkan penghargaan berupa medali itu.
Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih atas penghargaan ini. Perlu saya sampaikan bahwa yang diberikan kepada saya ini betul-betul sebuah sesuatu yang sangat berat sekali buat saya, sangat berat. Jangan menganggap ini hal yang enteng, terang Presiden.
Tak lupa, Presiden mengucapkan selamat ulang tahun ke-50 kepada Kadin Indonesia. Ia berharap Kadin bisa terus maju dan terus tumbuh dengan lebih baik.
Semoga Kadin terus maju dengan gemilang, dan sangat luar biasa perjalanan yang telah dilalui Kadin selama ini, jejak langkahnya sangat jelas, turut membentuk ekonomi Indonesia sampai saat ini, ungkapnya.
Selain itu, Presiden Jokowi juga memaparkan alasan pembangunan infrastruktur di Indonesia Timur.
Mengelola negara sebesar Indonesia bukanlah perkara gampang. Keragaman yang dimilikinya membuat setiap daerah juga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Kenapa kita harus bangun di Papua, di Maluku Utara, di NTT, kenapa kita harus bangun di Indonesia bagian Timur? Ya kita ini bernegara, bukan berbisnis, bukan berekonomi saja, tegasnya.
Meskipun jika dilihat dari hitung-hitungan ekonomi dan politik lebih menguntungkan jika membangun di Jawa, Presiden menegaskan bahwa Indonesia bukan Jawa saja.
Indonesia memiliki 17 ribu pulau. Saya lihat ketimpangan infrastruktur barat, tengah, timur, betul-betul sangat mencolok dan jurangnya sangat lebar sekali, ungkapnya.
Tanpa infrastruktur yang baik maka Indonesia akan kesulitan untuk bisa bersaing dengan negara lain, sembari menunjukkan infrastruktur jalan di Papua sebagai contoh.
Bagaimana negara ini bisa bersaing, mempunyai competitiveness index yang baik, mempunyai daya saing yang baik kalau infrastruktur jalan seperti itu? Enggak akan mungkin, jelasnya.
Dalam situasi ekonomi global yang tidak menentu akibat perang dagang, serta krisis di Argentina dan Turki, Presiden mengatakan bahwa hal yang harus dilakukan adalah konsolidasi dan koordinasi yang kuat antara moneter, fiskal, dan dunia usaha. Menurutnya, jika ketiga sektor tersebut sudah solid maka akan mudah membangun kepercayaan publik, pasar, hingga kepercayaan dunia internasional.
Negara ini sekarang memerlukan itu. Kalau membangun trust dan market confidence agar dunia internasional juga pasar dalam negeri percaya bahwa kita memiliki sebuah keseriusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di negara ini, ungkapnya.
Untuk itu, dirinya juga mengatakan bahwa arah dan tujuan pembangunan Indonesia yang sudah tampak jelas harus disikapi dengan sebuah elan, daya juang, dan etos kerja yang tinggi. Bahkan, menurutnya kita perlu mengubah total mentalitas bangsa.
Mentalitas yang berani berkompetisi, mentalitas yang berani bersaing, jangan senang diproteksi, jangan senang dilindungi, kata Presiden.
Oleh sebab itu, Presiden menuturkan, nilai-nilai baru harus dimunculkan. Nilai-nilai baru ini tidak hanya dalam pikiran, tidak hanya dalam rencana, tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi betul-betul nilai-nilai yang bisa dioperasionalkan di lapangan.
Ini yang kita kurang. Ini yang harus kita perbaiki dan benahi. Ya memang kadang-kadang kita harus sakit dulu, pahit dulu. Jangan suka yang instan, jangan suka yang cepat-cepat, karena enggak ada sekarang yang instan itu. Apalagi negara sebesar ini, semua pasti ada prosesnya, ungkapnya.
Sebagai sebuah negara besar yang sangat beragam, menurut Presiden, aset terbesar bangsa Indonesia adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. Ia pun mengajak semua pihak untuk terus menjaga hal tersebut karena hanya dengan bersatu, bangsa Indonesia bisa melompat.
Bukan kita ini hal yang kecil-kecil diributin, diramein, sehingga strategi besar negara ini kita lupakan, strategi besar ekonomi negara ini kita lalaikan, strategi besar bisnis negara ini kita lupakan, ujarnya.
Journalist: Rully
Editor: Mark Sinambela

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here