Kemandirian Desa Panggungharjo Ciptakan Pranata Sosial Baru Hadapi Pandemi

0
797
Ilustrasi penanganan pandemi Covid-19 di daerah. FOTO: KEMENDES PDTT

(Vibizmedia-Nasional) Pemerintah Desa Panggungharjo di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengajak warganya untuk beradaptasi dengan situasi dengan melakukan pendekatan kreatif.

Sejak dini pemerintah desa tersebut telah mengantisipasi dampak penyebaran Covid-19 di wilayahnya, yakni sejak 16 Maret 2020 atau sekitar 2 minggu setelah kasus positif pertama diumumkan Presiden Joko Widodo.

Kepala Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi bersama aparat desa segera membentuk satuan gugus tugas, dengan nama Panggung Tanggap Covid. Kombinasi antara kapasitas politik dan birokrasi di tingkat pemerintah desa dan kapasitas sosial memunculkan pendekatan humanis dalam menyikapi pandemi. Salah satunya adalah memperkenalkan pranata sosial baru kepada warganya.

“Kita coba untuk mengkombinasikan antara kapasitas politik dan birokrasi yang ada pemerintahan desa dengan kapasitas sosial yang ada di warga masyarakat desa,” Wahyudidalam keterangannya, pada Selasa 19 Mei 2020.

Melalui gugus tugas tersebut, ada dua langkah yang diterapkan, yakni lapor dan dukung. Lapor dimaksudkan untuk mengidentifikasi dampak yang dihadapi warga desa.

“Modul lapor ini dalam kerangka mengidentifikasi, memetakan kira-kira dampak apa yang akan dihadapi oleh warga masyarakat desa. Dari sini, teridentifikasi tiga dampak yang dirasakan oleh warga masyarakat desa, baik dari aspek klinis, ekonomi dan sosial,” jelas Wahyudi.

Sedangkan dukung, pihaknya dibantu dengan pendataan yang lebih baik, seperti kategorisasi risiko dan intervensi yang dibutuhkan. Upaya pemerintah desa ini dibarengi dengan langkah mitigasi dampak sosial.

Wahyudi mengatakan bahwa tantangan yang dialami dalam konteks kesehatan masyarakat yakni kesadaran kolektif untuk menghadapi krisis.
Ia berharap di antara warga masyarakat muncul persamaan persepsi terhadap situasi pandemi. Warga Desa Panggungharjo memilih untuk tidak menyerah.

“Jangan panik dan jangan abai,” terang Wahyudi.

Saat ini, stabilitas yang ditemui di Desa Panggungharjo tidak terlepas dari upaya membangun pranata sosial baru.

“Kedua, yaitu upaya kita untuk mendorong warga masyarakat di tingkat dukuh untuk membangun pranata sosial baru untuk mengatur pola relasi sosial karena banyak sekali kegiatan yang dalam situasi normal itu bisa dilaksanakan tapi dalam situasi pandemi ini tidak dapat dilaksanakan, misalnya terkait dengan pemakanan, peribadatan, budaya dan keagamaan, termasuk menerima tamu dan sebagainya,” katanya.

Dengan terwujudnya pranata sosial baru ini sejak awal Maret lalu. Nilai-nilai baru tadi, potensi konflik sosial dapat diminimalkan. Misal, pasien Covid dapat diterima baik oleh warga masyarakat bahkan mereka disambut dengan selawatan.

“Ini membangun relasi sosial yang baik dan dibutuhkan pada situasi masa kinim” tegasnya.

Tak hanya aspek sosial, Pemerintah Desa Panggungharjo melakukan pendekatan berbasis ekonomi lokal. Bantuan yang tak seberapa dikelola dengan dukungan bantuan warga untuk membantu warga lain yang membutuhkan.

“Hingga hari ini kami telah mendistribusikan lebih dari 4.000 paket sembako, sedangkan dari pemerintah sendiri 2.800-an ini diinisiasi dari warga desa,” ucap Wahyudi.

Terjadilah kesepakatan untuk memaksimalkan nilai manfaat atas dana desa dengan cara ‘memaksa’ penerima BLT Dana Desa. Mereka yang tidak menerima bantuan mendapatkan manfaat dengan cara warga penerima bantuan membelanjakan dana pada warung atau toko tetangga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here