Review Mingguan Harga Minyak Sawit tanggal 7 Juni sampai 11 Juni

0
383

(Vibizmedia – Commodity) –  Harga minyak sawit pada akhir minggu lalu turun ke harga di bawah 4,000  ringgit, dan ke harga terendah dua bulan setelah sepanjang minggu harga minyak sawit turun demikianlah Pergerakan harga minyak sawit minggu kedua di bulan Juni dari tanggal 7 Juni – 11 Juni 2021.

Penurunan pertama setelah tiga minggu sebesar 11.3% karena kekhawatiran turunnya ekspor bulan Juni dan perkiraan peningkatan persediaan dan produksi.

Laporan Bulanan Persediaan dan Permintaan dari the Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang diumumkan pada tanggal 10 Juni dimana persediaan kembali naik pada bulan Mei karena produksi yang meningkat dan ekspor minyak sawit yang turun :

  • Persediaan akhir minyak sawit Mei naik 1.49% dari bulan lalu menjadi 1.57 juta ton.
  • Produksi minyak sawit Malaysia di bulan Mei naik 2.84% dari bulan April menjadi 1.57 juta ton.
  • Ekspor minyak sawit Malaysia turun 6.01% menjadi 1.27 juta ton.

Pergerakan harga minyak sawit mengikuti pergerakan minyak kedelai dan minyak nabati lainnya, pada minggu ini minyak kedelai mengalami penurunan setelah Laporan bulanan Persediaan dan Permintaan WASDE (World Agriculture Supply and Demand Estimate) yang memperkirakan bahwa persediaan kedelai meningkat karena kedelai yang digiling berkurang. Permintaan minyak kedelai di AS berkurang karena harganya yang mahal.

Pergerakan harga minyak sawit pada minggu ini :

  • Harga minyak sawit pada penutupan pasar hari Jumat 11 Juni 2021 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 181 ringgit atau 4.7 % menjadi 3,663 ringgit ($891.24) per ton, harga terendah 2 bulan.
  • Harga minyak sawit Agustus pada penutupan pasar hari Kamis 10 Juni 2021 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 26 ringgit atau 0.67% menjadi 3,845 ringgit ($933.59) per ton setelah pada pergerakan pasar sempat naik 2 %.
  • Harga minyak sawit Agustus pada hari Rabu 09 Juni 2021 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 191 ringgit, atau 4.72% menjadi 3,858 ringgit ($937.32) per ton. Harga minyak sawit turun dalam 3 hari berturut dan harganya turun ke terendah sejak 30 April.
  • Harga minyak sawit Agustus pada penutupan pasar hari Selasa 08 Juni 2021 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 80 ringgit atau 1.94% menjadi $4,049 per ton ($982.77) per ton, harga minyak sawit sempat turun 3.9% ke harga 3,967 ringgit pada penutupan pasar siang penurunan terbesar selama tiga minggu terakhir.
  • Bursa Malaysia ditutup pada hari Senin 07 Juni karena hari Libur National

Faktor yang menggerakkan harga minyak sawit naik pada minggu :

  • India, negara importir minyak nabati terbesar di dunia menurunkan pajak impor untuk semua minyak nabati setelah harga minyak goreng mencapai rekor tertingginya pada bulan lalu.
  • Penurunan pajak membuat harga minyak nabati lokal turun dan meningkatkan permintaan, sehingga juga membuat harga minyak sawit naik juga minyak kedelai dan minyak bunga matahari.
  • Pada hari Senin 31 Mei  Indonesia mengumumkan kenaikan harga referensi untuk pajak ekspor di bulan Juni menjadi $1,223.90 per ton.
  • Berarti pajak ekspor untuk minyak sawit di bulan Juni naik $183 per ton,sementara biaya restribusi tidak berubah $255 per ton.
  • Harga minyak sawit sempat turun 3.4% setelah Indonesia mengumumkan kenaika harga referensi untuk pajak ekspor di bulan Juni menjadi $1,223.90 per ton.
  • Berarti pajak ekspor untuk minyak sawit di bulan Juni naik $183 per ton,sementara biaya restribusi tidak berubah $255 per ton.
  • Harga sawit didorong naik karena hasil yang berkurang karena cuaca buruk dan kekurangan pekerja di bulan Mei dibandingkan bulan April.
  • Import kedelai Cina di bulan April naik 11% dari tahun lalu pada bulan yang sama naik karena adanya pengiriman dari Brazil yang masih tertunda. Cina produsen kedelai terbesar dunia membeli 7.45 juta ton kedelai di bulan April naik dari 6.714 juta ton di tahun lalu, menurut General Administration of Customs data.
  • Hasil panen akan berkurang karena kekurangan pekerja pada saat panen, kekurangan pekerja mempengaruhi hasil panen dan terlebih lagi pada bulan Mei ini.

Kekurangan pekerja :
Industri sawit mengalami kekurangan pekerja karena pandemi Covid-19, sehingga produksi berkurang di Malaysia negara produsen minyak sawit terbesar ke dua di dunia. Diperkirakan industri sawit mengalami kekurangan tenaga kerja sebesar 30%.
Industri sawit berusaha untuk menarik penduduk sekitar untuk memanen sawit, namun 60% mengajukan diri untuk berhenti untuk waktu yang tidak dapat ditentukan.
Pemerintah Malaysia sudah menyetujui untuk kembalinya 32,000 pekerja asing ke ladang sawit tapi pengembalian ini mengalami kendala karena peningkatan kasus virus covid yang baru.

Faktor penggerak penurunan harga minyak sawit

  • Ekspor minyak sawit Malaysia dari 1 – 10 Juni turun 14.3% menjadi 402,520 ton dari bulan Mei pada periode yang sama menurut Surveyor Amspec Agri sedangkan menurut surveyor lainnya ekspor minyak sawit Malaysia 1 – 10 Juni turun 9.7 % menjadi 411,044 MT menurut Cargo Surveyor SGS (Malaysia) Bhd pada hari Kamis
  • Persediaan minyak sawit Malaysia di bulan Mei naik 6.3% pada bulan ini tertinggi 8 bulan menjadi 1.64 Juta ton, produksi naik. Produksi minyak sawit Malaysia, negara produsen terbesar ke dunia di dunia naik 3.4% menjadi 1.58 juta ton, sementara ekspor naik 0.9% menjadi 1.35 juta ton
  • Pemerintah Indonesia mengurangi biaya restribusi yang tinggi selama 5 bulan lalu sehingga mengurangi permintaan. Biaya restribusi sebelumnya sebesar $55 per ton menjadi antara $55 -$255 perton, untuk bulan Juni sebesar $255 yang sudah berjalan 5 bulan berturut-turut.
  • Konsumsi biodiesel Indonesia turun 8.2% pada empat bulan pertama 2021 dibanding tahun lalu pada periode yang sama, akibat berkurangnya pergerakan transportasi selama pandemi.
  • Program baru yang diberikan pemerintah Malaysia membuat produksi dapat sawit dapat meningkat lagi sehingga pemerintah memperkirakan target ekspor minyak sawit sebesar 75 milyar ringgit pada tahun ini karena program baru yang diberikan.
  • Program tambahan baru tersebut adalah memberikan 20 juta ringgit kepada 65 perusahaan perkebunan sawit yang sustainable (KPSM) dan tambahan 30 juta ringgit untuk mendorong investasi mesin-mesin dan otomatisasi penanaman minyak sawit.
  • Pada hari Selasa 1 Juni 2021 di Malaysia dimulai lockdown dua minggu untuk mencegah penyebaran virus covid-19. Pabrik dan jasa penting termasuk ketersediaan pasokan minyak sawit masih bisa berjalan, namun lockdown ini sangat mempengaruhi perekonomian.
    Perkebunan minyak sawit masih diijinkan untuk dibuka sementara pabrik-pabrik diijinkan berjalan dengan kapasitas yang lebih kecil.
  • Ekspor minyak sawit Malaysia dari 1-31 Mei 2021 turun 1.2% dari bulan lalu menjadi 1,395, 791 metrik ton, menurut cargo surveyor SGS (Malaysia) Bhd. Pada hari Selasa.
    Program ini untuk mendorong pembelian mesin dan mekanisasi di industri komoditas, pemerintah menginginkan KPSM terlibat didalam hal ini supaya dapat meningkatkan pendapatan.
  • Harga minyak kedelai turun pada hari Rabu ke harga terendah satu bulan, karena turun hujan di ladang kedelai di AS. Harga minyak kedelai pada perdagangan pasar Asia siang hari turun 0.3%.
  • Perkiraan pasar bahwa produksi pada bulan Juni, Juli sampai September akan meningkat.
    Persediaan akhir dari minyak sawit diperkirakan akan naik pada bulan Mei karena ekspor yang menurun sementara produksi bertambah.
  • Malaysia menetapkan pajak ekspor pada bulan Juni masih tetap 8% namun harga referensinya naik menjadi 4,627.40 ringgit per ton menurut the Malaysian Palm Oil Board (MPOB).
  • India pembeli terbesar minyak sawit di dunia, menurunkan pembeliannya karena pandemi covid.
  • Impor minyak sawit dari Uni Eropa di 2020/21 turun menjadi 4.61 juta ton dari 5.07 juta ton pada tahun lalu menurut European Commission
  • Uni Eropa pembeli terbesar ke tiga dari minyak sawit Malaysia mengimpor 4.23 juta ton di 2020/21 turun 4.55 juta ton dari tahun lalu, menurut European Commission.
  • Sementara data di Indonesia negara produsen minyak sawit terbesar di dunia persediaan pada bulan Februari sebesar 4.04 juta ton menurut Indonesian Palm Oil Association (GAPKI ) pada hari Jumat.

Kesimpulan :
Pada minggu ke dua bulan Juni harga minyak sawit mengalami penurunan selama selama seminggu karena laporan persediaan meningkat akibat naiknya produksi dan berkurangnya ekspor.
Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga mengalami penurunan, karena berkurangnya permintaan minyak kedelai akibat mahalnya permintaan minyak kedelai sehingga berkurangnya penggilingan kedelai dan persediaan kedelai meningkat.
Hal ini membuat harga minyak sawit Malaysia juga mengalami penurunan, ditambah dengan Laporan Bulanan Persediaan dan Permintaan dari MPOB persediaan di bulan Mei meningkat karena peningkatan produksi dan turunnya ekspor.
Pemerintah Malaysia memberlakukan lockdown penuh, sejak hari Selasa 1 Juni hal ini dapat mengurangi produksi minyak sawit di Malaysia dan juga permintaan biodiesel atau bensin juga menurun, karena tidak ada pergerakan.

Analisa tehnikal untuk minyak sawit support pertama di 3,600 ringgit dan berikut ke 3,590 ringgit sedangkan resistant pertama di 3,700 ringgit dan berikut ke 3,780 ringgit.

Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here