(Vibizmedia – Nasional) Untuk mendongkrak nilai tambah hasil tambang dan realisasi hilirisasi pertambangan, hari ini, Jumat (29/5) pabrik smelter atau pengolahan nikel di Morowali, Sulawesi Tenggara di resmikan oleh Presiden Joko Widodo yang didampingi oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Nilai investasi pembangunan smelter tahap I ini mencapai USD 635,57 juta dengan kapasitas produksi 300 ribu ton per tahun di dukung oleh pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas 2×65 megawatt.
Presiden berharap dengan adanya smelter Morowali maka, Sulawesi Selatan tidak lagi melakukan ekspor barang mentah tetapi minimal barang setengah jadi. Dalam 3 tahun kedepan targetnya jadi dengan mengekspor stainless steel.
Jika Indonesia hanya mengekspor bahan mentah maka akan dihargai rendah, jika sudah diolah dan menjadi barang setengah jadi maka harga akan semakin mahal dan akan semakin mahal lagi jika sudah menjadi produk berbentuk stainless steel, ungkapnya.
Dengan adanya nilai tambah akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Morowali, presiden mengatakan saat ini akibat adanya investasi maka pertumbuhan ekonominya mencapai 17%. Agar negara mendapat nilai tambah maka perlu diterapkan di daerah-daerah lain untuk mengekspor barang tambah bukan dalam bentuk bahan mentah tetapi barang setengah jadi atau barang jadi berupa produk.
Journalist : Parnie
Editor : Mark Sinambela
Pic : Setkab









