PT Bukit Asam Jalankan Ekonomi Sirkuler dalam Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai

0
168

(Vibizmedia – DI Yogyakarta) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) diminta menjadi salah satu pembicara di Focus Group Discussion bertema “Ekonomi Sirkuler Melalui Revitalisasi Lahan Kritis” pada 23-24 Maret 2024. Event Focus Group Discussion ini diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman & Investasi (Kemenko Marves) bersama PT PLN Energi Primer Indonesia dan Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta.

Dari PTBA hadir General Manager PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Unit Pertambangan Tanjung Enim Venpri Sagara.

Dalam pemaparannya, Venpri menjelaskan, PTBA telah menjalankan ekonomi sirkuler dalam rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan reklamasi lahan bekas tambang.

Salah satunya dengan memanfaatkan lahan pasca tambang untuk pusat persemaian. Bibit tanaman yang dihasilkan dari pusat persemaian tersebut kemudian digunakan untuk rehabilitasi DAS.

Venpri menjelaskan, saat ini pusat persemaian menghasilkan 500 ribu bibit per tahun. PTBA menargetkan peningkatan kapasitas bibit tanaman menjadi 2-3 juta bibit tanaman per tahun.

Peningkatan kapasitas tersebut dengan memanfaatkan lahan pasca tambang, jadi menyesuaikan dengan progress reklamasi lahan.

Sementara ini, rehabiltasi DAS telah dilakukan PTBA di beberapa lokasi, antara lain Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat, dan Kabupaten Kulon Progo.

Total penanaman mencapai 4 juta batang dari berbagai jenis tanaman. PTBA melibatkan masyarakat sejak pra kegiatan, jasa pengangkutan, penanaman, pemeliharaan hingga pasca kegiatan rehabilitasi DAS.

PTBA, lanjut Venpri, mengutamakan tanaman produktif, buah-buahan, ada juga mangrove dan tanaman endemik.

Realisasi penyebaran rehabilitasi DAS yang telah dilakukan Bukit Asam berdampak kepada sekitar 222.000 hari orang kerja (HOK), dengan perputaran ekonomi sekitar Rp22 miliar.

Venpri menjelaskan, nilai ini akan terus bertambah sampai terpenuhinya seluruh kewajiban atas Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).

Ekonomi sirkuler juga dijalankan PTBA melalui program Tanjung Enim Kota Wisata, yang merupakan bagian dari reklamasi bentuk lain.

Berbagai destinasi wisata baru telah dibangun, misalnya Museum Batubara yang dilengkapi jalur lorry bawah tanah, Mini Zoo, hingga Waterpark.

Kota Wisata Tanjung Enim juga akan memiliki Botanical Garden yang dibangun di atas lahan pasca tambang seluas kurang lebih 17 hektare (ha).

Botanical Garden ini diproyeksikan akan menjadi wisata edukasi keanekaragaman hayati berupa taman koleksi tanaman dari berbagai wilayah Indonesia.

Koordinator Pengendalian Pemanfaatan dan Pelestarian Hutan Kemenko Marves Fatma Puspitasari mengapresiasi ekonomi sirkuler yang telah dikembangkan PTBA.

Pemahaman atas kondisi, kewajiban, dan regulasi Pinjam Pakai Kawasan Hutan, akan membantu dalam merencanakan serta menentukan strategi dan upaya yang tepat dalam memulihkan lahan kritis sekaligus mendorong perekonomian masyarakat.

Venpri melanjutkan, program ini sangat penting untuk memastikan bahwa pemegang Izin PPKH telah melaksanakan kewajibannya dalam pemulihan lahan kritis dalam rangka rehabilitasi DAS sekaligus menciptakan transaksi ekonomi dengan melibatkan masyarakat secara langsung.