Dana Alokasi Khusus Pacu Pertumbuhan Produksi Sentra IKM Perak Desa Celuk, Gianyar

0
245

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan sentra industri kecil dan menengah (IKM) sebagai bagian dari strategi peningkatan produktivitas dan daya saing pelaku usaha di daerah. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA), Kemenperin bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam memperkuat ekosistem industri kerajinan perak. Kolaborasi tersebut diwujudkan dalam pembangunan Sentra Industri Kerajinan Perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali—wilayah yang dikenal sebagai pusat kerajinan perak tradisional sejak 1915.

Pada awalnya, kerajinan perak di Celuk hanya digunakan untuk keperluan upacara adat. Namun, sejak 1935, produksinya mulai merambah sektor komersial seperti perhiasan dan aksesori. Di era modern, para perajin menghadapi tantangan seperti kurangnya inovasi, keterbatasan akses pasar, serta minimnya pelatihan dan dukungan manajemen. Karena itu, pemerintah membangun sentra yang mampu mengintegrasikan berbagai sumber daya untuk meningkatkan daya saing industri lokal.

“Diperlukan sinergi kuat antara pemerintah pusat dan daerah agar pengembangan sentra IKM tepat sasaran dan berkelanjutan,” ujar Dirjen IKMA Reni Yanita, Rabu (23/4) di Jakarta.

Reni menjelaskan, pengembangan sentra IKM di Celuk tak hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga pada efisiensi produksi, inovasi, dan peningkatan kapasitas SDM perajin. Pembangunan gedung pusat sentra ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK), yang dimulai pada 2016 dan 2018, lalu direvitalisasi pada 2022. DAK juga digunakan untuk pengadaan teknologi modern, kunci utama untuk bersaing di pasar global.

Sentra ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas mutakhir, seperti alat uji kadar perak, mesin casting, desain 2D/3D, CNC engraving dan milling, 3D printing, serta laser cutting dan marking. Teknologi ini memungkinkan produksi yang lebih cepat, presisi tinggi, dan kualitas estetika yang unggul.

“Pemanfaatan teknologi menjadi elemen penting untuk memenuhi standar ekspor, terutama ke pasar Eropa yang menuntut kualitas dan presisi tinggi,” tambah Reni.

Saat ini, terdapat 152 unit usaha IKM dengan total tenaga kerja 2.364 orang di lingkungan sentra tersebut. Volume produksi telah mencapai 4.515 kg per tahun, dengan omzet tahunan sekitar Rp158 miliar. Produk Celuk telah menembus pasar ekspor ke Amerika Serikat, Australia, Asia Timur, Eropa, Asia Tengah, hingga Afrika.

“Sentra ini membuktikan bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan pemanfaatan teknologi, sehingga produk lokal mampu bersaing secara global,” ujar Reni.

Dirjen IKMA menambahkan, sentra IKM tak hanya berperan sebagai tempat produksi, melainkan juga sebagai pusat pembelajaran dan inovasi, khususnya bagi generasi muda perajin. Pelatihan teknologi, pengembangan desain, hingga manajemen usaha menjadi bagian penting dalam menciptakan industri yang berkelanjutan.

Pemerintah Kabupaten Gianyar juga telah menyiapkan langkah strategis seperti penguatan kelembagaan, pelatihan operator, pengembangan kemitraan, hingga penyusunan strategi branding kolektif.

Sekretaris Ditjen IKMA, Yedi Sabaryadi, menambahkan bahwa sejumlah IKM telah difasilitasi untuk mengikuti pameran lokal guna memperluas akses pasar. Program pendampingan seperti Design Lab juga telah membantu pelaku usaha dalam inovasi desain dan diferensiasi produk sesuai tren pasar.

“Pendekatan komprehensif ini tidak hanya meningkatkan produksi, tapi juga memperkuat branding dan jaringan pasar,” jelas Yedi.

Ke depan, ia berharap Sentra Kerajinan Perak Celuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK), Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, akademisi, desainer, hingga influencer.

“Sentra ini diharapkan menjadi pusat inovasi dan edukasi yang mampu menjaga, mengembangkan, dan menyebarluaskan warisan seni kerajinan perak Bali ke seluruh dunia,” tutup Yedi.


Kalau kamu mau versi yang lebih pendek atau lebih santai juga bisa, tinggal bilang aja ya!