Minyak Sawit Dorong Hilirisasi Industri: Sulawesi Selatan Jadi Lokomotif di Timur Indonesia

0
469

(Vibizmedia – Jakarta) Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia yang berkontribusi besar terhadap ekspor dan pertumbuhan ekonomi nasional. Menyadari potensinya, Kementerian Perindustrian terus mendorong hilirisasi sawit melalui pengembangan produk bernilai tambah tinggi seperti pangan olahan, kosmetik, bioenergi, dan turunannya.

Upaya ini juga mendapat dukungan dari daerah penghasil sawit, termasuk Sulawesi Selatan, yang memiliki potensi besar dalam pengembangan industri ini. Berdasarkan data BPS 2024, Sulawesi Selatan memiliki 44.014 hektare perkebunan sawit, dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) mencapai 112.377 ton. Rinciannya, perkebunan rakyat menyumbang 88.878 ton, perkebunan negara 19.568 ton, dan swasta 3.931 ton.

“Potensi ini sangat strategis dalam transformasi industri sawit yang inklusif dan berkelanjutan. Sulawesi Selatan berpeluang menjadi pusat hilirisasi sawit di Kawasan Timur Indonesia,” ujar Kepala BSKJI Kemenperin, Andi Rizaldi, Sabtu (3/5).

Sebagai bentuk komitmen nyata, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim (BBSPJIHPMM) Makassar menyelenggarakan lokakarya peningkatan kapasitas UMKM dalam industri sawit. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong inovasi melalui pelatihan pembuatan cokelat berbasis minyak sawit.

“Melalui inovasi ini, kami harap UMKM bisa menciptakan nilai tambah dan membuka pasar baru,” jelas Andi Rizaldi.

Lokakarya ini berlangsung selama tiga hari (22–24 April 2025), diikuti oleh 30 peserta dari masyarakat dan UMKM. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara BBSPJIHPMM, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPPKS), dan APKASINDO Perjuangan.

Kepala BBSPJIHPMM Makassar, Shinta Virdhian, menegaskan bahwa pelatihan ini juga memberi sertifikasi kompetensi kepada peserta sebagai pengakuan atas keahlian mereka. “Kami berkomitmen menyediakan dukungan teknologi dan pelatihan agar UMKM semakin siap bersaing secara global,” ujarnya.

Anwar Saddat dari BPDPPKS menyampaikan harapannya agar dana pengembangan industri sawit bisa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat melalui pelatihan seperti ini, yang berfokus pada inovasi produk dan keberlanjutan usaha.

Sekjen APKASINDO Perjuangan, A. Sulaiman H. Andi Loeloe, menambahkan bahwa pelatihan ini membuka peluang ekonomi baru. “Cokelat dari minyak sawit adalah solusi kreatif untuk meningkatkan nilai ekonomi sawit di tingkat masyarakat,” katanya.

Kemenperin percaya, pengembangan produk turunan sawit tak hanya memperluas pasar dan menciptakan lapangan kerja, tetapi juga mendorong pertumbuhan industri kecil dan menengah. Melalui kegiatan seperti ini, UMKM diharapkan semakin inovatif dan mampu bersaing di pasar global dengan memanfaatkan komoditas lokal secara berkelanjutan.