Kemenperin Dorong Pemanfaatan Limbah Sawit Jadi Bioethanol, Gandeng Toyota dan ITB

0
172
Industri kelapa sawit
Ilustrasi industri kelapa sawit. FOTO: PTPN

(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengakselerasi pemanfaatan limbah kelapa sawit, khususnya tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sebagai bahan baku bioethanol melalui proses ekstraksi glukosa. Inisiatif ini diyakini dapat mendukung pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia.

“Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan sinergi lintas sektor antara pemerintah dan dunia industri. Kami optimistis kolaborasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menghadirkan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (16/9).

Program ini direalisasikan melalui kerja sama Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Selain itu, kolaborasi juga melibatkan PT Rekayasa Industri dan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai mitra strategis dalam pengembangan teknologi energi terbarukan.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, menegaskan bahwa kolaborasi erat antara pemerintah, lembaga riset, dan industri menjadi fondasi bagi inovasi hijau di Indonesia. “Kami berkomitmen mendukung pengembangan standardisasi serta layanan jasa industri yang dapat memacu transformasi sektor industri menjadi lebih berdaya saing sekaligus berwawasan lingkungan,” katanya.

BBSPJIA disebut memiliki peran sentral dalam mengembangkan teknologi pemanfaatan limbah agroindustri. Melalui fasilitas Pilot Plant Fraksionasi TKKS, lembaga tersebut mampu mengolah limbah sawit menjadi produk bernilai tambah, seperti bioethanol, glukosa, xylosa, lignin, dan turunan lainnya.

Kepala BBSPJIA, Yuni Herlina Harahap, menjelaskan bahwa proyek percontohan ini diharapkan dapat mendorong riset bioenergi berbasis sawit sekaligus membuka peluang kerja sama lebih lanjut dalam pengembangan biomassa sebagai sumber energi ramah lingkungan.

“Indonesia bisa melangkah ke arah industri hijau yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Inisiatif ini membuktikan bahwa inovasi dan kolaborasi lintas sektor mampu membawa perubahan positif dalam menghadapi tantangan energi dan lingkungan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujar Yuni.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam, menilai pemanfaatan bioethanol dari limbah sawit tidak hanya menjadi alternatif energi, tetapi juga bagian dari penerapan ekonomi sirkular. “Inisiatif ini mampu mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan nilai tambah industri sawit. Kami sangat mengapresiasi peran BBSPJIA yang menghadirkan solusi nyata untuk tantangan energi masa depan,” ungkapnya.

Dengan langkah strategis ini, Indonesia semakin meneguhkan posisinya dalam pasar energi bersih global, sekaligus memperkuat upaya transisi menuju ekonomi hijau.