Indonesia–Turki Mantapkan Roadmap Kerja Sama Industri Strategis

0
210
Indonesia-Turki
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bersama Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacir. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Indonesia dan Turki kembali menegaskan komitmen untuk memperkuat kerja sama komprehensif di sektor industri sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kedua negara. Hal itu menjadi poin utama dalam pertemuan bilateral antara Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacir, di sela penyelenggaraan 12th Annual Teknofest Aerospace and Technology Festival di Istanbul, Sabtu (20/9).

“Indonesia akan segera menyusun roadmap kerja sama industri Indonesia–Turki sebagai panduan strategis untuk memperkuat kolaborasi jangka panjang di berbagai sektor,” ujar Menperin Agus dalam keterangan resmi, Minggu (21/9).

Pertemuan yang berlangsung hangat itu juga menindaklanjuti rangkaian interaksi intensif kedua negara dalam dua tahun terakhir. Sejumlah perusahaan besar Turki, seperti Sanko Holding, Arcelik (KOC Holding), dan Kordsa (Sabanci Holding) telah menunjukkan minat besar untuk berinvestasi di Indonesia.

– Sanko Holding telah memulai investasi budi daya tuna di Biak, Papua, dan tengah menjajaki peluang hilirisasi, termasuk pengolahan tuna, galangan kapal, serta energi terbarukan.

– Kordsa, yang sudah beroperasi di Bogor dengan memproduksi bahan baku ban, kini memperluas riset material komposit untuk ekspor, termasuk produk airbag dan penguat struktur bangunan.

– Arcelik, produsen peralatan rumah tangga terbesar kedua di dunia, telah memproduksi mesin cuci di Indonesia bersama mitra lokal, serta berencana memperluas produksi lemari es dan pendingin udara dengan menjadikan Indonesia basis produksinya di Asia.

Momentum ini semakin kuat setelah High-Level Strategic Cooperation Council (HLSC) pada Februari 2025, ketika Presiden RI dan Presiden Turki menandatangani Joint Statement memperingati 75 tahun hubungan diplomatik. Dari forum tersebut, tercatat 12 nota kesepahaman antar-pemerintah, termasuk pembentukan Joint Committee for Industrial Cooperation yang mencakup 14 sektor strategis, mulai dari teknologi baterai, kendaraan listrik, tekstil, hingga industri halal.

Selain itu, terdapat pula 10 kesepakatan antarperusahaan, di antaranya kerja sama Pertamina Hulu Energi dan TPAO di sektor migas, kolaborasi PT PAL Indonesia dengan TAIS Shipyard untuk pembangunan frigat kelas Istanbul, serta joint venture dengan Baykar dan Roketsan dalam produksi drone tempur.

Kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Turki pada April 2025 turut memperkuat kerja sama di bidang baterai kendaraan listrik, energi terbarukan, industri pertahanan, hingga tekstil kelas atas. Kunjungan itu juga menghasilkan kesepakatan produksi vaksin serta pengembangan drone, misil, dan teknologi komunikasi militer.

Dari sisi bisnis, Asia Pacific Rayon berhasil menandatangani kontrak ekspor serat viscose senilai jutaan dolar dengan mitra Turki. Sementara itu, pada Juni 2025, telah dilaksanakan 1st Joint Committee Meeting yang menghasilkan kesepakatan awal berupa pengembangan SDM di kawasan industri, kerja sama techno park, produksi baterai dan kendaraan listrik, serta forum investasi.

“Kerja sama ini akan menjadi motor penggerak baru hubungan ekonomi Indonesia–Turki, sekaligus memperkuat posisi kedua negara sebagai pemain penting dalam rantai pasok global,” tegas Menperin Agus.